Jum'at, 19 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Rosiana Chozanah : Rabu, 25 Maret 2020 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Virus corona baru atau SARS-CoV-2 semakin merebak. Hingga Selasa (24/3/2020) malam diketahui kasus bertambah menjadi 686 dengan kesembuhan 30 orang, dan sebanyak 55 orang telah dinyatakan meninggal dunia.

Bertambahnya kasus ini membuat masyarakat takut, terlebih penularan dapat terjadi oleh orang yang tidak memiliki gejala namun terinfeksi.

Menurut pakar Dr. William Schaffner, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt dan penasihat lama untuk CDC, penularan dari seseorang tanpa gejala (asimptomatik) merupakan faktor utama penyebaran di masyarakat.

Mengapa sebagian orang menjadi pembawa tanpa gejala?

Menurut seorang profesor virofisika di Ryerson University, Catherine Beauchemin, alasannya berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi.

Dalam beberapa kasus, gejala yang dialami orang adalah akibat dari virus, sementara yang lain disebabkan oleh respons sistem imun tubuh terhadap virus ketika mencoba melawannya. Jadi, bukan karena virus itu sendiri.

Ilustrasi pembawa virus tanpa gejala [Shutterstock]

"Dalam kasus Covid-19, virus corona baru menginfeksi sel yang terlibat dalam sirkulasi oksigen, dikenal sebagai sel alveolar," jelasnya pada Inverse.

Ia melanjutkan, reseptor pada permukaan sel membuatnya menjadi inang yang ideal untuk virus. Artinya, ini dapat memengaruhi kemampuan dalam mengambil oksigen.

"Inilah sebabnya salah satu gejala paling umum dari virus corona saat ini adalah sesak napas, dan mengapa dokter menguji kadar oksigen dalam darah pasien untuk memastikan adanya infeksi," sambungnya.

Di sisi lain, batuk dan demam yang berhubungan dengan SARS-CoV-2 ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha melawan virus.

"Jadi begitu infeksi terdeteksi, respons kekebalan Anda muncul, seperti sejumlah besar tentara muncul dan ada kombinasi sel-sel inflamasi dan pensinyalan sel. Dan ini semua adalah respons imunmu," tambah Beauchemin lagi.

Jika Anda adalah pembawa asimptomatik, maka virus telah menginfeksi sel-sel Anda, kecuali:

  • Reaksi sistem imun terlalu lama (dan gejala akan muncul terlambat).
  • Sistem imun telah melawan infeksi sehingga tidak menunjukkan gejala.
  • Infeksi sangat ringan dan tidak cukup untuk melibatkan respons sistem imun yang kuat.

"Bayangkan virus sebagai penjajah yang mengulur serangan mereka. Jika penjajah muncul dalam satu waktu, dan Anda muncul lebih awal saat hanya ada satu atau dua orang penjajah, Anda dapat mengalahkan mereka."

"Tetapi ketika gagal memerhatikan Anda sedang diserang dan kemudian saat Anda muncul sudah ada 2000 penjajah, Anda harus membawa pasukan lebih banyak untuk mendorong mereka semua mundur, dan dengan ini, Anda kemungkinan akan bergejala," tandasnya.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?