Sabtu, 20 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Selasa, 10 Maret 2020 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Saat ini sudah lebih dari 100 ribu orang terinfeksi corona Covid-19 secara global. Namun sejauh ini belum ada obat yang dipatenkan mampu mengatasi wabah virus corona Covid-19 dari Wuhan, China

Kabar baiknya, darah dari pasien yang sudah sembuh disebut bisa mengatasi virus corona Covid-19.

Kini, para ilmuwan pun telah berupaya mengembangkan obat untuk membunuh virus corona yang mematikan tersebut. Perusahaan obat di Jepang pun mencoba membuat obat untuk virus corona dari sistem kekebalan tubuh pasien yang sudah pulih.

Takeda Pharmaceutical Co mengatakan akan menggunakan plasma darah orang yang sudah pulih dari corona Covid-19 sebagai bagian dari penelitian mereka.

Secara teori, penggunaan protein dari orang yang sudah pulih bisa membuat obatnya bekerja lebih efektif. Sehingga obat dari plasma darah mantan pasien ini bisa mengobati orang yang masih berjuang melawan corona Covid-19.

"Kita tidak mengatakan bahwa hal ini merupakan terapi yang harus dilakukan semua orang. Metode ini ditargetkan hanya untuk pasien yang menderita penyakit kronis," kata Julie Kim, president unit plasma darah Takeda dikutip dari The Sun.

Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

Saat ini, sudah lebih dari 60 ribu orang yang pulih dari virus corona Covid-19. Sementara itu, para ilmuwan di seluruh dunia berupaya mengembangkan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus.

Prof. Robin Shattock, kepala infeksi mukosa dan imunitas di Imperial College London, mengatakan tahapnya sudah sampai menguji vaksin pada hewan dengan penelitian pada manusia di musim panas.

Biasanya pendekatan konvensional untuk membuat vaksin membutuhkan waktu sampai 3 tahun. Tetapi, para peneliti telah memangkas waktu pengembangannya menjadi 14 hari.

Pembuat obat di AS Gilead Sciences Inc juga sedang menguji terapi antivirus Ebola eksperimental dan remdesivir pada pasien virus corona di Cina.

Di Wuhan sendiri, Harian China Changjiang melaporkan para peneliti di Universitas Zhejiang telah menemukan bahwa obat Abidol dan Darunavir dapat menghambat virus dalam percobaan sel in vitro.

Lalu, para ilmuwan di Australia juga telah mengembangkan versi virus yang dikembangkan di laboratorium, sebuah langkah besar menuju pembuatan vaksin.

Catatan Redaksi: Jika Anda merasakan gejala batuk-batuk, demam, dan lainnya serta ingin mengetahui informasi yang benar soal virus corona Covid-19, sila hubungi Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081212123119.

BACA SELANJUTNYA

Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!