Jum'at, 19 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Shevinna Putti Anggraeni : Minggu, 12 Januari 2020 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kenaikan gaji ternyata tidak hanya merupakan bentuk apresiasi kepada karyawan, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental seseorang.

Sebuah studi baru menemukan adanya hubungan erat antara kebijakan keuangan dengan kesehatan mental seseorang.

Laporan yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health menunjukkan bahwa menaikkan upah minimal sebesar senilai Rp 27 ribu dapat mencegah puluhan ribu kasus bunuh diri pada periode 1990 hingga 2015.

Para peneliti lalu menarik perhatian ke Amerika yang menaikkan upah minimum di atas tingkat Federal selama 2 dekade terakhir.

Hasilnya menunjukkan bahwa menaikkan upah minimum senilai Rp 13.749 menyebabkan penurunan tingkat bunuh diri sebesar 6 persen antara 2009 hingga 2015. Artinya, terdapat sekitar 14.000 lebih sedikit kasus bunuh diri.

Lalu, kenaikan gaji hingga Rp 27 ribu disebut dapay mencegah hampir 26 ribu kasus bunuh diri di puncak pengganggu pada tahun 2009.

Ilustrasi gaji (shutterstock)

Terapis keuangan bersertifikat, Dr. Megan McCoy, mengatakan bahwa sejumlah kecil uang bisa mempunyai nilai berarti.

"Para peneliti menyebut bunuh diri itu kematian karena putus asa. Cukup menaikkan gaji seringkali membuat seseorang memiliki rasa pencapaian atau tujuan," ungkap Dr. McCoy, dikutip dari The Saxon.

Dia menambahkan, uang dan kesehatan mental saling terkait. Dr. McCoy juga mengatakan stres keuangan bisa menyebabkan depresi berat dan pengeluaran impulsif.

BACA SELANJUTNYA

Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!