Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Film 'Joker' berhasil menyita perhatian penikmat seni peran sejak penayangannya pada 2 Oktober 2019 kemarin. Bahkan, film ini menjadi perbincangan karena mengangkat isu yang selama ini tak pernah dibahas masyarakat, yaitu kesehatan mental.
Misalnya, banyak warganet yang merasa film ini berhasil memicu berbagai emosi mereka ketika menontonnya.
Hingga mereka memberi imbauan untuk berhati-hati pada orang yang memiliki isu kesehatan mental.
"Mengingatkan followers di IG soal film Joker yang bisa men-trigger mental penonton. Tapi ada dua yg reply begini. Cuma dua, tapi saya lebih kepikiran yang kayak mereka ini."
Baca Juga
-
Berat Badan Joaquin Phoenix Turun 23 Kg, Dampaknya Alami Gangguan Mental
-
Anak Elvy Sukaesih Alami Gangguan Mental Skizofrenia, Kenali Ciri-cirinya!
-
Blak-blakan, 3 Penyanyi ini Akui Pernah Berjuang Lawan Gangguan Mental
-
Jangan Disepelekan, Anak yang Kecanduan Ponsel Berisiko Gangguan Mental
-
Disebut Netizen hingga Pakar Gangguan Mental, Nikita Mirzani Pamer Kekayaan
"Mereka sebelum nonton ga ada yang kasih warning," cuit Adriandhy di Twitter-nya, Sabtu (5/10/2019).
Seperti yang kita tahu bahwa film ini juga mempertontonkan berbagai kejahatan yang dilakukan oleh Joker.
Melansir INSIDER, film ini seakan mewakili kondisi sosial sekarang. Di mana orang yang mengidap masalah kesehatan mental harus ditakuti atau dihindari.
Tidak hanya itu, Joker juga memainkan stereotip 'menyalahkan gangguan mental ketika kekerasan senjata terjadi'.
Padahal, pada kenyataannya justru berkebalikan dari stereotip tersebut.
Menurut Time to Change, organisasi yang bertujuan untuk memerangi diskriminasi terhadap kesehatan mental asal Inggris, lebih dari sepertiga masyarakat berpikir orang dengan masalah kesehatan mental cenderung keras.
Faktanya, tidak ada bukti faktual atau ilmiah yang menunjukkan hubungan gangguan mental dan kekerasan.
Penembakan massal, misalnya, sangat jarang dilakukan oleh orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Dan banyak penelitian telah menemukan kurang dari satu persen dari pembunuhan tiap tahunnya dilakukan oleh orang-orang dengan masalah kesehatan mental.
Penelitian di Swedia pada 2006 menemukan, hanya tiga dari lima persen kekerasan dilakukan oleh Orang dengan gangguan mental.
Serta penelitian Swedia pada 2018 menunjukkan orang dengan gangguan mental hampir lima kali lebih mungkin untuk dibunuh.
Justru, melansir Time, orang dengan gangguan mental jauh lebih mungkin melukai diri mereka sendiri daripada orang lain.
Terkini
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
- Daftar Sayuran yang Baik untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil, Terong Termasuk?
Berita Terkait
-
Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Kekerasan Emosional Dapat Menyebabkan Depresi dan Rendahnya Harga Diri
-
Pengidap Gangguan Mental Berisiko Tinggi Terkena Covid-19, Ini Penyebabnya!
-
Diagnosis Depresi Sejak Dini Itu Penting!
-
Kematian pada Penderita Gangguan Mental Selama Pandemi Covid-19 Meningkat
-
Stres dan Depresi Itu Berbeda, Kenali Ciri-cirinya!
-
Kemarahan yang Sulit Dikontrol Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental!
-
Suka Mengelupas atau Mencakar Kulit? Waspada Gangguan Mental Ini!
-
Studi: Masalah Mental Anak Tingkatkan Risiko Penyakit Fisik di Masa Depan