Sabtu, 20 April 2024
Vika Widiastuti : Selasa, 01 Oktober 2019 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Saat ini, adanya smartphone memang memudahkan aktivitas sehari-hari. Namun, bukan berarti kita tak bisa lepas dari karena perlu adanya batasan agar tak berdampak buruk bagi kesehatan.

Selain pekerjaannya terganggu, seseorang yang kecanduan internet bisa saja lupa makan karena asyik bermain game atau melihat media sosial.

Dilansir dari medicaldaily, kecanduan internet dikenal sebagai problematic internet use (PIU), compulsive internet use (CIU) atau iDisorder, kondisi ini bisa mengubah pusat kesenangan otak.

iDisorder telah memengaruhi sekitar 38 persen dari 0,3 persen penduduk di seluruh dunia. Menurut beberapa penelitian, kecanduan internet menyerupai ketergantungan narkoba atau alkohol.

Kecanduan internet terjadi karena adanya pengalaman yang menyenangkan sehingga merangsang produksi dopamin. Ketergantungan ini lantas menumpuk karena keinginan seseorang mencapai respons yang menyenangkan.

Pasangan asyik ber-gadget di tempat tidur. (Shutterstock)

Namun, hanya memeriksa email setiap hari untuk pekerjaan bukan termasuk gangguan. Sebab, gangguan kecanduan internet biasanya telah berdampak pada hubungan pribadi, kehidupan sekolah, dan pekerjaan.

Berikut beberapa gejala kecanduan internet secara emosional yang perlu Anda ketahui.

1. Kecemasan, ketakutan, dan agitasi
2. Ketidakjujuran
3. Perasaan kesepian dan depresi
4. Euforia saat menggunakan komputer
5. Perasaan bersalah
6. Terisolasi
7. Perubahan suasana hati

Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]

Selain secara psikologis, kecanduan internet juga bisa dilihat dari fisik. Berikut gejalanya.

1. Sakit punggung
2. Sakit kapala
3. Insomnia
4. Sakit leher
5. Nutrisi buruk (penurunan berat badan atau penambahan berat badan)
6. Kebersihan pribadi buruk
7. Masalah pada mata

Kecanduan internet telah diakui oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders sebagai penyakit yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, alat standar untuk mendiagnosis gangguan tersebut belum ditemukan.

Mengobati gangguan ini bisa dengan beberapa cara. Pertama, orang-orang perlu menyadari bahwa penggunaan internet secara berlebihan merupakan masalah. Lalu, saat penggunaan internet telah memengaruhi hubungan sosial dan kegiatan sehari-hari, maka sudah saatnya mencari bantuan dari ahli.

Perawatan psikologis, seperti terapi individu, kelompok, atau keluarga, modifikasi pelaku, terapi seni, terapi rekreasi, Dialectical Behavioral Therapy (DBT), Cognitive Behavioral Therapy dan Equine Therapy dapat mengatasi gangguan kecanduan internet.

BACA SELANJUTNYA

Tak Cuma Lezat, Kacang Mete Juga Punya 5 Manfaat untuk Kesehatan