Jum'at, 29 Maret 2024
Vika Widiastuti : Minggu, 15 September 2019 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Efek kemoterapi yang dirasakan oleh pasien kanker salah satunya adalah kerontokan rambut. Kerusakan folikerl rambut ini dikarenakan oleh taxanes, obat kanker. 

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam EMBO Molecular Medicine menemukan solusi baru. Para peneliti telah menemukan cara baru untuk melindungi folikel rambut.

Dilansir dari thehealthline, studi dari laboratorium Profesor Rafl Paus dari Pusat Penelitian Dermatologi mengungkapkan, kerusakan folikel rambut akibat taxanes bisa dicegah.

Para ilmuan telah menelaah sifat-sifat kelas obat terbaru yang disebut penghambat CDK4/6, yang menghentikan pembelahan sel dan sudah disetujui secara medis sebagai terapi kanker.

"Meski awalnya ini tampak berlawanan dengan intuisi, kami menemukan penghambar CDK4/6 dapat digunakan sementara untuk menghentikan pembelahan sel tanpa berdampak pada folikel rambut. Ketika kami menguji coba CDK4/6, folikel rambut ternyata lebih rentan terhadap efek merusak dari taxanes," kata Dr Talveen Purba, penulis utama dalam studi ini.

Menurut penelitian tersebut, taxanes merupakan obat anti-kanker yang sangat penting untuk mengobati pasien kanker payudara atau kanker paru-paru. Namun, hal ini juga menimbulkan kecemasan pasien tentang rambut rontok yang akan timbul.

Siapa yang lebih berat mengalami efek kemoterapi, lelaki atau perempuan? (Shutterstock)

"Bagian penting dari penelitian kami adalah pertama-tama kami akan memahami bagaimana folikel merespons kemoterapi taxanes. Kami menemukan bahwa sel khusus di dasar rambut yang sangat penting untuk menghasilkan rambut, dan sel induk dari mana mereka muncul, paling rentan terhadap taxanes. Karena itu, kita harus melindungi sel-sel tersebut," terang Dr Purba.

Tim berharap bahwa apa yang mereka lakukan bisa mendukung pengembangan obat-obatan yang akan memperlambat atau menunda pembelahan sel di folikel rambut kulit kepala pasien yang menjalani kemoterapi.

Penelitian ini bisa melengkapi pendekatan pencegahan yang ada, yaitu perangkat pendingin kulit kepala.

Peneliti menggaris bawahi bahwa lebih banyak pekerjaan yang sangat dibutuhkan dalam bidang pengobatan kanker yang sangat kurang mendapatkan dana. Padahal pasien telah menunggu begitu lama untuk melihat terobosan nyata dalam pencegahan rambut rontok.

"Terlepas dari kenyataan jika taxanes telah digunakan selama beberapa dekade, dan telah lama diketahui menyebabkan kerontokan rambut, kami baru menggali bagaimana mereka merusak folikel rambut," kata Dr Purban.

Ia mengungkapkan, belum mengetahui bagaimana beberapa pasien menunjukkan kerontokan rambut yang lebih besar dibanding yang lain walaupun mereka mendapatkan obat dan dosis yang sama. "Kami juga tidak benar-benar tahu mengapa rejimen kemoterapi dan kombinasi obat tertentu memiliki hasil yang jauh lebih buruk daripada yang lain," imbuhnya.

BACA SELANJUTNYA

Alasan-alasan Umum Rambut Bayi Baru Lahir Rontok, Salah Satunya Masalah Hormon