Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merilis data terbaru mengenai penyakit dan masalah kesehatan yang dialami masyarakat untuk periode Januari hingga Mei 2019. Dari data tersebut kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) cukup menonjol.
Sebanyak 905.270 orang terkena penyakit pernapasan ini, berdasarkan laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, penyebab dari ISPA ini adalah polusi udara. Terutama asap rokok yang rentan terhadap anak-anak.
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Di mana bagiannya termasuk hidung, tenggorokan, faring, laring dan bronkus.
Baca Juga
-
Gigi Anak Ini Hilang Saat Bangun Tidur, Ternyata Masuk Saluran Pernapasan
-
Moms Harus Tahu! Cara Persalinan Ternyata Berpengaruh pada Pernapasan Bayi
-
3 Latihan Pernapasan bagi Penderita Kanker Paru
-
Latih Pernapasanmu Biar Tidur Lebih Nyenyak!
-
Selain Masalah Pernapasan, Ini Penyebab Sakit Dada Sebelah Kanan
Melansir Healthline, flu biasa termasuk dalam ISPA yang paling banyak diderita. Jenis lain dari ISPA seperti sinusitis, faringitis, epiglottitis, dan tracheobronchitis.
ISPA menyebar dari satu orang ke orang lain melalui tetesan aerosol dan kontak tangan ke tangan secara langsung.
Semua orang dapat terkena penyakit pernapasan ini. Terutama ketika orang tersebut sedang dalam kondisi:
- Ketika seseorang sakit, ia bersin atau batuk tanpa menutupi hidung dan mulutnya. Tetesan yang mengandung virus disemprotkan ke udara.
- Ketika orang berada di daerah tertutup atau kondisi ramai. Orang-orang yang berada di rumah sakit, institusi, sekolah, dan pusat penitipan anak mengalami peningkatan risiko karena kontak dekat.
- Saat seseorang menyentuh hidung atau mata mereka. Infeksi terjadi ketika cairan yang terinfeksi bersentuhan dengan hidung atau mata.
- Selama musim gugur dan musim dingin (September hingga Maret), ketika orang lebih cenderung berada di dalam rumah.
- Saat kelembapan rendah. Pemanasan di dalam ruangan mendukung kelangsungan hidup banyak virus yang menyebabkan ISPA.
- Jika orang tersebut memiliki kekebalan lemah.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Polusi Udara Jakarta Mengkhawatirkan, Ikuti 10 Tips Ini untuk Menghindari Penyakit ISPA
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Penularan Cacar Monyet, Tak Cuma Lewat Berhubungan Seksual
-
Asma dan Bronkitis Sering Dianggap Sama, Dokter Jelaskan Bedanya
-
Studi Baru: Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Sebenarnya Tidak Meningkatkan Penyebaran
-
3 Latihan Pernapasan Ini Dapat Mengatasi Insomnia, Mau Coba?
-
Cacar Monyet Menyebar di Banyak Negara, Ketahui Gejala dan Cara Penularannya
-
Wanita 2 Kali Lebih Berisiko Meninggal Akibat Asma, Ini Sebabnya!
-
Waduh, Rumah Lembap dan Berjamur Bisa Picu Masalah Pernapasan Lho!
-
Hati-hati, Aktivitas Ini Justru Tingkatkan Risiko Penularan Virus Corona!