Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kisah seorang pria asal Kolkata, India bernama Ashok Diwan meninggal akibat kesalahan dokter yang mendiagnosisnya viral di media sosial. Kisah itu dibaginkan oleh anaknya melalui akun Facebook Ashok Diwan.
Ia masih teringat setahun lalu ayahnya yang seorang pengusaha aktif pergi ke Rumah Sakit Apollo Gleneagles Kolkata dengan keluhan kelemahan di kaki kanannya.
Saat itu Ashok menemuah ahli bedah saraf, dr SN Singh yang menyarankannya melakukan pemindaian MRI. Setelah pemindaian, dokter menyatakan Ashok menderita kanker otak stadium IV dan sisa hidupnya tinggal 18 bulan.
Tanpa pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi untuk memastikan kebenaran kanker otak, dr SN Singh langsung menyarankan Ashok melakukan pengobatan kanker dengan alasan tidak adanya ketersiadaan alat biopsi.
Baca Juga
-
Masih Banyak yang Salah Kaprah, Simak Mitos dan Fakta Selaput Dara!
-
Gara-gara Lidah Terjepit di Botol Minum, Bocah Ini Hampir Merenggang Nyawa!
-
Jangan Ikut Campur Saat Anak Berdebat, Ini Manfaatnya bagi Kehidupan Mereka
-
Aromanya Menyengat, Durian Ternyata Bisa Atasi Bau Mulut dan Masalah Gigi
-
Tak Hanya Bantu Membentuk Otot, Latihan Beban Juga Bermanfaat untuk Otak!
SN Singh lantas bekerjasama dengan ahli onkologi radiasi, dr Tanweer Shahid dalam proses pengobatan kanker otak Ashok dengan harapan ia bisa lebih lama bertahan hidup.
"Tanpa melakukan biopsi, mereka mengambil tindakan radioterapi, kemoterapi dan steroid selama sebulan. Setelah itu, kondisi ayah justru mengalami banyak masalah baru tapi dokter tetap melanjutkan pengobatannya," tulisnya.
Karena kondisinya yang semakin parah, Ashok pun menjalani perawatan intensif di ICU dengan bantuan alat ventilator selama 4 bulan. Setengah waktunya, Ashok berada dalam kondisi koma karena diagnosis kanker otak yang salah.
Kemudian anggota tubuh Ashok mulai kehilangan kendali hingga mengalami banyak komplikasi, Mulai ginjalnya yang berhenti berfungsi, diabetes karena overdosis steroid, infeksi darah, paru-paru, otak hingga penyakit kulit mematikan Toxic Epiderma Necrolysis (TEN).
"Kita sudah berkali-kali meminta, mengemis hingga menangis untuk memindahkan ayah di ruang isolasi, tetapi mereka tetap membiarkan ayah dirawat terbuka di ICU," lanjutnya.
Alih-alih dokter berusaha menolong nyawa Ashok, mereka justru terkesan cuci tangan dari kasusnya. Sejumlah dokter spesialis, termasuk ahli paru dan kepala ICU justru menyarankan perawatan End of Life kepada Ashok.
Artinya tim medis akan membiarkan seorang pasien meninggal seiring berjalannya waktu tanpa memberikan perawatan apapun.
Salah satu contohnya, mereka menggunakan cairan dialisis tanpa penghangat cairan yang membuat suhu tubuh dan detak jantung Ashok turun drastis. Setelah itu, tim dokter mengonfirmasi bahwa Ashok akan meninggal dalam waktu beberapa jam.
Namun, pihak keluarga berusaha mencari tahu penyebab turunnya suhu tubuh dan detak jantung Ashok yang disebabkan tidak adanya penghangat cairan. Akhirnya dokter memberikannya atas permintaan keluarga setelah 5 jam.
Sampai akhirnya, pihak rumah sakit menyarankan keluarga memindahkan Ashok ke rumah sakit lain dengan alasan keterbatasan alat medis. Mereka juga meminta keluarga Ashok segera menutupi keseluruhan biaya pengobatan.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Gigi Berlubang Tak Boleh Disepelekan, Dokter Ingatkan Hal Ini
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah
-
Prioritaskan Empati, dr. Helena Bagikan Pengalaman Tangani Kasus Sensitif Saat Konsultasi Lewat Chat
-
Sakit Kepala Kronis Bisa Menjadi Tanda Kanker Otak, Apa Gejala Lainnya?
-
Dikira Sakit Biasa, Ternyata Gadis Ini Derita Kanker yang Sudah Menyebar ke Organ Lain
-
Salah Amputasi Kaki Pasien, Dokter Bedah Ini Kena Denda
-
Menurut Dokter Zaidul Akbar, Ini Lho Cara Cheating Diet yang Baik
-
Virus Nipah Renggut Satu Nyawa Anak Remaja di India, Kenali Gejalanya!