Jum'at, 19 April 2024
Vika Widiastuti | Rosiana Chozanah : Kamis, 25 Juli 2019 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Menurut penelitian, mengonsumsi makanan yang terlalu pedas bisa memicu pengurangan fungsi otak dalam hal memori.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 4.500 orang menemukan, mereka yang mengonsumsi 50 gram cabai sehari dua kali lebih mungkin mengeluh karena ingatan buruk.

Studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Qatar University dan melibatkan akademisi dari University of Southern Australia ini menunjukkan makan banyak cabai dikaitkan dengan 56% penurunan memori selama 15 tahun.

"Konsumsi cabai ditemukan bermanfaat untuk berat badan dan tekanan darah dalam penelitian kami sebelumnya. Namun, dalam penelitian ini, kami menemukan efek buruk pada fungsi kognitif di antara orang dewasa yang lebih tua," kata penulis utama Dr Zumin Shi, melansir Daily Mail.

Para peneliti menganalisis 4.582 orang dewasa di atas 55 tahun yang merupakan bagian dari Survei Kesehatan dan Nutrisi China antara 1991 dan 2006.

Tak hanya pedas, cabai merah jenis tertentu menyebabkan sakit kepala [Shutterstock]

Mereka juga diberi asupan cabai dan dimonitor melalui kuesioner selama survei. Ini termasuk cabai segar dan cabai kering, bukan paprika atau lada hitam.

Hasilnya menunjukkan bahwa semakin pedas makanan yang dimakan partisipan, semakin rendah fungsi kognitif mereka.

Dibandingkan dengan peserta yang tidak pernah makan cabai, mereka yang mengkonsumsi lebih dari 50 gram sehari memiliki risiko dua kali lipat mengalami ingatan buruk yang dilaporkan sendiri.

Sebenarnya mengapa cabai dapat menyebabkan penurunan kognitif tidak jelas, padahal beberapa penelitian menunjukkan komponen aktif capsaicin cabai bisa membuat kita mempunyai ingatan tajam.

"Tapi ada begitu banyak perbedaan antara pecinta cabai dan abstain dalam penelitian ini, sehingga tidak memberikan bukti konklusif bahwa makan makanan pedas akan meningkatkan risiko demensia," lanjutnya lagi.

BACA SELANJUTNYA

Studi: Perubahan Otak Ditemukan pada Mantan Pasien Covid-19