Kamis, 02 Mei 2024
Vika Widiastuti : Sabtu, 13 Juli 2019 | 06:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Polusi udara berbahaya untuk kesehatan dan bisa menimbulkan berbagai penyakit. Di Jakarta, menurut data "Air Quality Index" pada Senin (8/7/2019) polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 di mana menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. 

Tak hanya mengganggu pernapasan dan kesehatan mata, polusi udara ternyata juga berdampak pada otak. Bahkan bisa menyebabkan penyakit neurologis, seperti parkinson dan alzheimer.

Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal eLife, berkurangnya kemampuan indra penciuman merupakan tanda awal dari gangguan neurologis. Hal ini seperti yang dilaporkan Medical News Today dilansir dari Medical Daily.

Para peneliti dari Penn State University pun mempelajari bagaimana polusi memicu perkembangan penyakit melalui udara yang kita hirup. Studi tersebut berfokus pada hubungan antara kualitas udara yang buruk dan aliran cairan serebrospinal (CSF) dalam tubuh.

Cairan ini biasanya terdapat di sekitar sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa CSF berfungsi sebagai 'bantal' yang melindungi sistem.

Ilustrasi otak. (Shutterstock)

Selain itu, menurut Patrick Drew, penulis studi dan profesor di Penn State, cairan ini juga membantu dalam aliran limbah keluar dari otak dan area tulang belakang.

"Saya mencoba menandai cairan serebrospinal dengan pewarna untuk percobaan. Lalu, kami mulai melihat cairan serebrospinal yang diwarnai ini mengalir keluar melalui hidung," kata Jordan Norwood, penulis studi dan mahasiswa pascasarjana dari Penn State.

Parkinson dan alzheimer telah dikaitkan dengan protein yang rusak dalam tubuh. Para peneliti menemukan bahwa polusi udara bisa menganggu CSF.

"Mengurangi pergantian CSF mungkin merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penumpukan metabolit dan protein beracun yang menyebabkan gangguan neurogeneratif," kata peneliti.

Dalam percobaan yang dilakukan pada tikus, tim peneliti menemukan bawa polusi udara memengaruhi aliran CSF di hidung dan merusak neuron sensorik penciuman hingga menyebabkan indra penciuman buruk. Namun, mereka mancatat, temuan ini perlu penelitian lebih lanjut.

"Kami selanjutnya ingin berkolaborasi dengan laboratorium di Materials Research Institute yang bekerja dengan partikel bahan bakar jelaga atau jet untuk melihat apakah kami mendapatkan efek yang sama," kata Norwood.

BACA SELANJUTNYA

Polusi Udara Jakarta Mengkhawatirkan, Ikuti 10 Tips Ini untuk Menghindari Penyakit ISPA