Sabtu, 20 April 2024
Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni : Jum'at, 14 Juni 2019 | 22:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Durasi tidur ternyata memangaruhi kadar gula dalam darah, penyakit diabetes, dan sejumlah penyakit lainnya. Hal ini didasarkan pada studi

Jadwal tidur yang tidak teratur dan kualitas tidur buruk cukup berkaitan erat dengan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes.

Dalam studi ini 73 persen peserta memiliki masa "pradiabetes" yang artinya mereka belum menderita diabetes, tetapi kadar gula darahnya mendekati kategori penderita diabetes.

Tetapi, sering kali orang meremehkan status "pradiabetes" ini tidak akan menjadi masalah besar. Padahal mereka justru berisiko tinggi menderita diabetes tipe 2 dan penyakit lainnya.

"Jangan diremehkan, pradiabetes adalah kondisi kesehatan yang serius. Pradiabetes membuatmu lebih berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung dan stroke," kata ahli kesehatan masyarakat melalui website Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat dikutip dari Asia One.

Tidur nyenyak/Shutterstock

Penelitian ini telah melibatkan 962 orang dewasa usia 20-65 tahun yang kelebihan berat badan. Mereka diminta menjalani tes darah dan mengisi kuesioner tentang waktu tidurnya.

Hasilnya, orang yang waktu tidurnya kurang dari 5 jam atau lebih dari 8 jam di malam hari memiliki kadar hemoglobin A1C lebih tinggi. Kondisi ini memperburuk kadar gula darah mereka selama 2-3 bulan terakhir.

"Penelitian sebelumnya menyatakan kalau waktu tidur yang singkat memperburuk kondisi kesehatan. Tetapi, sekarang kita juga menemukan waktu tidur yang terlalu lama juga tidak baik," kata pemimpin penelitian, Dr. Babak Mokhlesi dari University of Chicago.

American Academy of Sleep Medicine pun menyarankan agar orang dewasa tidur malam setidaknya selama 7 jam.

Sebab ahli menduga tidur malam lebih lama bisa memperburuk kondisi kesehatan karena menyebabkan kontrol glukosa lebih buruk.

"Logikanya adalah pradiabetes atau komponen lainnya dari sindrom metabolik itu mendorong orang untuk tidur lebih lama, bukan karena tidur terlalu lama langsung meningkatkan risiko diabetes," kata James Gangwisch dari Universitas Columbia di New York City.

Para peneliti juga menemukan orang yang bekerja secara shift, sering begadang malam dan tidur di pagi hari berisiko memiliki tekanan darah tinggi.

Namun, hubungan antara waktu tidur dengan gula darah, tekanan darah dan tingkat BMI masih membutuhkan penelitian lebih mendalam.

BACA SELANJUTNYA

Ada 3 Kemungkinan Penyebab Sakit di Bawah Tulang Rusuk Kanan, Apa Saja?