Sabtu, 04 Mei 2024
Vika Widiastuti : Senin, 20 Mei 2019 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah studi online menunjukkan, orang tua yang teratur mengerjalan teka-teki silang atau TTS dan puzzle cenderung memiliki otak yang lebih tajam. 

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Geriatric Psychiatry, semakin sering mereka yang berusia 50 tahun ke atas bermain puzzle, TTS, dan Sudoku, semakin baik fungsi otak mereka.

Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti meminta para orang tua untuk melaporkan seberapa sering mereka terlibat dalam permainan-permainan tersebut.

Peneliti juga meminta mereka untuk melakukan serangkaian tes kognitif yang sensitif untuk mengukur perubahan fungsi otak. Peneliti menemukan bahwa semakin teratur peserta mengisi TTS, semakin baik mereka melakukan tugas menilai perhatian, alasan, dan memori.

Dilansir dari The Health Site, dari hasil tersebut, para peneliti menghitung bahwa orang yang senang mengisi TTS memiliki fungsi otak yang setara dengan sepuluh tahun lebih muda dari usia mereka pada tes yang menilai penalaran gramatikal, dan delapan tahun lebih muda dari usia mereka pada tes yang mengukur memori jangka pendek.

Ilustrasi menderita demensia (Pixabay/geralt)

"Kami telah menemukan bahwa semakin sering orang mengisi TTS dan bermain Sudoku, semakin tajam kinerjanya di berbagai tugas yang menilai memori, perhatian, dan penalaran," kata Dr. Anne Corbett, peneliti utama.

Peningkatan ini juga terlihat sangat jelas dalam kecepatan dan akurasi kinerja mereka. Di beberapa hal, peningkatannya cukup dramatis, seperti pada langkah-langkah penyelesaian masalah.

"Kami tidak dapat mengatakan bahwa memainkan teka-teki ini mengurangi risiko demensia di kemudian hari, tetapi penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan penggunaan kata dan angka secara teratur membantu menjaga otak kita bekerja lebih baik lebih lama," tambahnya.

Clive Ballard, profesor penyakit yang berkaitan dengan usia, mengatakan bahwa studi ini terbukti menjadi salah satu inisiatif penelitian paling menarik dalam dekade ini, yang memungkinkan kita memahami lebih lanjut tentang bagaimana usia otak bekerja. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

BACA SELANJUTNYA

Peneliti: Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Efektif untuk Kelompok Lansia