Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi online menunjukkan, orang tua yang teratur mengerjalan teka-teki silang atau TTS dan puzzle cenderung memiliki otak yang lebih tajam.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Geriatric Psychiatry, semakin sering mereka yang berusia 50 tahun ke atas bermain puzzle, TTS, dan Sudoku, semakin baik fungsi otak mereka.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti meminta para orang tua untuk melaporkan seberapa sering mereka terlibat dalam permainan-permainan tersebut.
Peneliti juga meminta mereka untuk melakukan serangkaian tes kognitif yang sensitif untuk mengukur perubahan fungsi otak. Peneliti menemukan bahwa semakin teratur peserta mengisi TTS, semakin baik mereka melakukan tugas menilai perhatian, alasan, dan memori.
Baca Juga
-
Makan Kacang sejak Trimester Awal Kehamilan, Ibu Akan Lahirkan Anak Cerdas!
-
Rawat Tali Pusar dengan Metode Kuno, 3 Bayi Sakit Parah dan Pendarahan
-
Dianggap Menyehatkan, Jus Buah Justru Sama Buruknya dengan Minuman Bersoda!
-
Bisa Makan saat Sudah Tertidur, Taylor Swift Diduga Alami Parasomnia
-
Lidah Mertua, Tanaman Ini Bisa Tingkatkan Kualitas Udara di Kamar
Dilansir dari The Health Site, dari hasil tersebut, para peneliti menghitung bahwa orang yang senang mengisi TTS memiliki fungsi otak yang setara dengan sepuluh tahun lebih muda dari usia mereka pada tes yang menilai penalaran gramatikal, dan delapan tahun lebih muda dari usia mereka pada tes yang mengukur memori jangka pendek.
"Kami telah menemukan bahwa semakin sering orang mengisi TTS dan bermain Sudoku, semakin tajam kinerjanya di berbagai tugas yang menilai memori, perhatian, dan penalaran," kata Dr. Anne Corbett, peneliti utama.
Peningkatan ini juga terlihat sangat jelas dalam kecepatan dan akurasi kinerja mereka. Di beberapa hal, peningkatannya cukup dramatis, seperti pada langkah-langkah penyelesaian masalah.
"Kami tidak dapat mengatakan bahwa memainkan teka-teki ini mengurangi risiko demensia di kemudian hari, tetapi penelitian ini mendukung temuan sebelumnya yang menunjukkan penggunaan kata dan angka secara teratur membantu menjaga otak kita bekerja lebih baik lebih lama," tambahnya.
Clive Ballard, profesor penyakit yang berkaitan dengan usia, mengatakan bahwa studi ini terbukti menjadi salah satu inisiatif penelitian paling menarik dalam dekade ini, yang memungkinkan kita memahami lebih lanjut tentang bagaimana usia otak bekerja. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Studi: Pasien Covid-19 Berisiko Kena Masalah Memori, Meski Bergejala Ringan
-
Gemar Konsumsi Minuman Manis Sejak Dini Berefek pada Kognitif saat Dewasa
-
Memvaksin Orang Tua Terlebih Dahulu Tidak Efektif Hentikan Pandemi Corona
-
Bagi Orang Kelahiran Tahun 70-an, Waspadai Risiko Masalah Mental
-
Studi: Ceria dan Antusias Perlambat Penurunan Daya Ingat akibat Usia
-
Sering Lupa, Coba Kepalkan Tangan untuk Tingkatkan Daya Ingat
-
Serumah dengan Orang Tua saat Pandemi Covid-19? Terapkan Langkah Berikut!
-
Walau Sama-sama Gangguan Otak, Demensia dan Alzheimer Itu Berbeda!
-
Peneliti: Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Efektif untuk Kelompok Lansia
-
Jaga Tubuh dengan Gaya Hidup Sehat, Ini Rekomendasi Makanan untuk Orang Tua