Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penyakit yang bersumber dari hewan atau zoonosis masih menjadi momok di Indonesia. Misalnya saja kasus demam berdarah dan malaria. Bahkan di beberapa daerah menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Beberapa waktu lalu juga dilaporkan kasus rabies dan leptospirosis masih terjadi di beberapa daerah. Namun menurut Dr. Tb. A Choesni, Plt. Deputi Peningkatan Kesehatan, Kemenko PMK, sejauh ini, pemerintah telah menetapkan lima penyakit prioritas berpotensi wabah, antara lain rabies, flu burung, leptospirosis, bruselosis, dan antraks.
"Penyakit-penyakit tersebut diprioritaskan karena kerap menelan korban jiwa serta kerugian ekonomi yang sangat besar nilainya setiap tahun," ujar Choesni dalam temu media di Kemenko PMK, Selasa (14/5/2019).
Choesni mengatakan bahwa Indonesia, sebenarnya sudah siap dalam menghadapi zoonosis. Tapi tentu kesiapan ini tidak hanya dilakukan pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah.
Baca Juga
-
Waduh, Kakek Ini Menelan Tumornya Sendiri, Kok Bisa?
-
Waspada! Konsumsi Kafein Berlebih Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Waspada! Sering Stres di Usia Dini Bisa Tingkatkan Risiko Depresi
-
Diungkap Kemenkes, Ini 13 Penyakit Penyebab Meninggalnya Petugas KPPS
-
Meninggal karena Aneurisma Otak, Ibu Ini 'Selamatkan' Nyawa Pacar Anaknya
"Indonesia sudah siap dalam menghadapi zoonosis. Tapi tentu kita harus meningkatkan kapasitas baik dari segi pemantauan, pengendalian dan pencegahan, serta tenaga kesehatan. Kita punya 34 provinsi, sektor kesehatan termasuk tugas yang harus dilakukan pemerintah kab/kota. INDOHUN dan para universitas bertanggung jawab meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di provinsi dan kabupaten," ujar Choesni.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Ali Ghufron selaku Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kemenristekdikti mengatakan pentingnya pendekatan one health dalam mengantisipasi zoonosis di Indonesia. Ia menjelaskan dengan pendekatan one health maka yang bertanggung jawab bukan hanya sektor kesehatan, namun juga sektor dan keahlian lainnya termasuk universitas.
"Penyakit timbul tidak saja dari individu, tapi lingkungan, dan ada agennya. Sehingga terjadinya penyakit itu banyak faktor yang memengaruhi, sehingga penyelesaiannya tidak hanya multidisiplin tapi transdisiplin. Pendekatan keseluruhan, keahlian, kementerian, dan seluruh sektor harus bekerjasama," imbuhnya.
Untuk melatih petugas lapangan lintas sektor dalam menangani kejadian luar biasa zoonosis, Kemenko PMK hari ini meluncurkan 'Pelatihan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)/Wabah Terpadu dengan Pendekatan One Health'.
Choesni mengatakan, pelatihan yang menggunakan metode pembelajaran campuran ini menggabungkan metode belajar tatap muka di kelas, praktik lapangan, dan pembelajaran jarak jauh melalui platform e-learning, untuk meningkatkan kapasitas Indonesia dalam memperkuat sistem kesiapsiagaan secara terpadu, terutama bagi petugas epidemiologi lapangan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
"Pelatihan terpadu investigasi wabah ini akan memperkuat respons terhadap wabah penyakit di tingkat kabupaten/kota, khususnya bagi Indonesia yang menerapkan sistem pemerintahan desentralisasi. Pada akhirnya, pelatihan ini akan memperkuat kesiapsiagaan Indonesia terhadap wabah penyakit," tandas Choesni. (Suara.com/Firsta Nodia)
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Mengenal Virus Marburg: Gejala, Penyebab hingga Cara Penularan
-
Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
-
Trombosit Atta Halilintar Turun Sampai 49, HIndari Makanan dan Minuman Ini!
-
Trombosit Atta Halilintar Turun Karena Demam Berdarah, Cobalah Konsumsi 5 Makanan Ini!
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV
-
Penelitian Temuan Virus Cacar Monyet Bisa Bertahan Hidup di Permukaan
-
Seekor Anjing Terinfeksi Cacar Monyet, Benarkah Menular dari Manusia ke Hewan?
-
Makanan dan Minuman Ini Sangat Bagus untuk Penderita Demam Berdarah, Apa Saja?
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!