Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Hebohnya penyakit langka cacar monyet alias monkeypox di Singapura perlu dijadikan kewaspadaan. Virus cacar monyet ini memiliki hubungan erat dengan virus cacar (smallpox) yang sudah dieradikasi sejak tahun 1980-an.
Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit langka yang tidak biasanya ditemukan di luar Afrika. Singapura yang baru-baru ini menemukan kasus cacar monyet pun terdaftar menjadi negara ke-4 di luar benua Afrika yang telah terinfeksi virus ini.
Monkeypox mirip cacar air. Virus ini menyebar melalui air liur, urin, dan juga feses. PHE menjelaskan, infeksi ini akan menyebar ketika seseorang bersentuhan dengan mereka yang terinfeksi.
Pada dasarnya virus cacar monyet ini mirip dengan penyakit cacar biasa yang telah diberantas pada tahun 1980 dan jauh lebih ringan. Tetapi, penyakit cacar monyet yang dianggap lebih ringan dari cacar biasa ini bisa berakibat fatal.
Baca Juga
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus cacar monyet meninggal dunia, terutama penderita kelompok usia lebih muda.
Melansir dari who.int, adapun tanda dan gejala seseorang menderita cacar monyet alias monkeypox yang sekarang sudah sampai di Singapura. Biasanya gejala akan muncul pada 14-21 hari setelah terjadinya infeksi virus cacar monyet.
Infeksi ini pun terbagi menjadi 2 periode, yakni:
1. Periode infeksi 0-5 hari
Biasanya orang akan mengalami demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan kekurangan energi.
2. Periode infeksi 1-3 hari (setelah munculnya demam)
Penderita akan mengalami ruam di wajah yang menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bagian tubuh yang biasanya paling terinfeksi yakni wajah, telapak tangan dan kaki.
Ruam yang berisi cairan ini akan terjadi kurang lebih 10 hari. Lalu perlu waktu 3 minggu untuk ruam tersebut lenyap dari kulit.
Jumlah lesi yang muncul sebagai gejala cacar monyet pun cukup banyak, biasanya memengaruhi membran mukosa mulut, genitalia, kelopak mata dan bola mata.
Beberapa penderita juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening yang parah sebelum munculnya ruam. Kondisi itulah yang menjadi ciri khas penyakit cacar monyet dibandingkan cacar biasa.
Kasus ini biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak dengan tingkat paparan virusnya, status kesehatan penderita serta tingkat keparahan komplikasinya.
Secara umum, kelompok usia muda lebih rentang terinfeksi virus cacar monyet ini yang bisa menyebabkan kematian.
Terkini
- Rutin Makan Tomat Bisa Bawa 5 Efek Baik Ini Lho
- Awas, Lingkaran di Bawah Mata Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi
- Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
- Bau Mulut saat Puasa? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
- Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
- Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya
- Tak Perlu Takut, Puasa Justru Bisa Redakan Maag dan GERD
- Kontrol Behel di Bulan Ramadan, Apakah Bikin Puasa Batal?
- Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 5 Rekomendasi Menu Sahur yang Bernutrisi
Berita Terkait
-
4 Tahapan Lesi Kulit Cacar Monyet, Seperti Apa?
-
Waspada, Virus Monkeypox Bisa Menular Walau Tidak Ada Gejala
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Bintang Porno Gay Terinfeksi Cacar Monyet, Begini Awal Gejalanya!
-
1 Kasus Cacar Monyet Terdeteksi di Indonesia, Kenali Gejala dan Pencegahannya
-
Gejalanya Hampir Mirip, Ini Lho Perbedaan Cacar Monyet dan IMS!
-
Penelitian Temuan Virus Cacar Monyet Bisa Bertahan Hidup di Permukaan
-
Terinfeksi Cacar Monyet, Hidung Pria Ini Alami Ruam Hingga Membusuk!
-
Seekor Anjing Terinfeksi Cacar Monyet, Benarkah Menular dari Manusia ke Hewan?
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan