Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang nenek 97 tahun meninggal setelah paru-parunya kemasukan makanan. Penyebab kematian nenek itu berkaitan dari mega-esofagus.
Mega-esofagus, yang dialami korban, terjadi ketika pipa makanan membesar dengan sangat berlebihan hingga bisa pecah.
Selama bertahun-tahun, wanita yang tidak disebutkan namanya itu telah mengalami regurgitasi makanan, nyeri dada, dan kesulitan menelan makanan.
Dokter awalnya meresepkan obat yang berhubungan dengan masalah refluks, tetapi ternyata korban menderita akalasia. Kondisi langka itu bisa menyebabkan penderitanya kesulitan menelan makanan karena otot dan saraf di pipa makanan rusak.
Baca Juga
-
Bahaya! Jangan Gunakan Vape di Dekat Anak
-
Jangan Disepelekan, Bullying Buat Anak Rentan Depresi dan Kurang Tidur!
-
Rambut Berketombe Bikin Gerah dan Tak Nyaman Saat Puasa, Ketahui Pemicunya!
-
Pasien Diabetes Ingin Berbuka Puasa Minum Es, Ini Syaratnya!
-
Tak Banyak Diketahui, Anak Pangeran Harry Harus Dapat Asupan Nutrisi Ini!
Jika tidak diobati, akalasia bisa menyebabkan kerongkongan menjadi terlalu besar, sehingga otot-otot tidak dapat meregang lagi dan makanan masuk ke tempat yang salah.
Dalam kasus wanita itu, HiMedik.com mengutip DailyMail.co.uk, Kamis (9/5/2019), kematiannya disebabkan infeksi paru-paru ketika potongan makanan yang sudah busuk terhirup ke paru-paru.
Para dokter di Baylor Scott and White clinic di Temple menceritakan kisahnya dalam BMJ Case Reports.
Mega-esofagus adalah komplikasi parah akalasia.
Wanita itu, yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, pertama kali diperiksa dokter setelah jatuh di rumah.
Menurut tim dokter, yang dipimpin oleh Dr Waqas Aslam, sang nenek telah dirawat dengan obat untuk gejala yang mirip dengan penyakit refluks gastro-esofagus, di mana asam lambung muncul kembali melalui pipa makanan dan menyebabkan jantung terbakar.
Namun, beberapa minggu menjelang kematiannya, dia juga mengalami kesulitan untuk memakan apa pun karena susah untuk menelan, suatu kondisi yang dikenal dengan nama disfagia.
Setelah jatuh dengan posisi pinggul menumpu tubuh, nenek itu langsung menjalani berbagai scan dan tes. Dia mengalami patah pada bagian paha, cedera yang umum terjadi pada orang tua dan perlu dioperasi.
Namun, tes juga mengungkapkan bahwa ia memiliki kadar natrium yang sangat rendah dan infeksi saluran kemih, yang menurut para dokter disebabkan oleh kurangnya makanan dan obat tekanan darah.
Pemindaian pada dadanya kemudian menunjukkan bahwa kerongkongan pasien lebih besar dari lebar normal sekitar 1,5 hingga 2cm.
Setelah pasien menjalani operasi untuk memperbaiki pinggul, dokter menjelaskan bahwa dia terkena suatu penyakit otak, ensefalopati, dan masalah pernapasan, meskipun tidak dijelaskan dengan pasti.
"CT scan dada dilakukan untuk evaluasi lebih lanjut dan mengungkapkan adanya kerongkongan yang melebar dan hernia hiatal," tulis para dokter.
Hernia hiatal adalah kondisi ketika bagian atas perut menonjol melalui otot besar, yang memisahkan perut dan dada.
Lalu dokter juga menemukan bahwa kerongkongan pasien pecah di beberapa tempat. Satu-satunya pilihan yang mereka miliki adalah menggunakan bantuan selang makanan di perut, dan wanita itu dipulangkan untuk rawat jalan.
"Sayangnya, dia meninggal beberapa minggu kemudian karena pneumonia aspirasi dan kelemahan parah," kata para dokter.
"Megaesofagus dikaitkan dengan peningkatan risiko pneumonia aspirasi, malnutrisi berat, dan kelainan elektrolit, terutama pada populasi lansia, yang mengarah pada morbiditas dan mortalitas yang signifikan."
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Lansia Mungkin Akan Mendapat Manfaat Vaksin TB untuk Covid-19
-
Australia Batasi Vaksin AstraZeneca Hanya untuk Lansia Usia 60 Tahun Lebih
-
Dokter: Banyak Serang Lansia, Katarak Cenderung Mudah Diatasi
-
Ajak Lansia Tetap Aktif, KALBE Nutritionals Perkenalkan Entrasol Platinum
-
Cegah Demensia di Masa Tua, Lakukan 5 Rutinitas Berikut Sejak Muda
-
Bakteri Gusi Tak Seimbang pada Lansia Tingkatkan Risiko Demansia
-
Alami Masalah Pendengaran dan Penglihatan Tingkatkan Risiko Demensia Lansia
-
Studi: Darah Tinggi Tak Terawat pada Lansia Tingkatkan Risiko Alzheimer
-
Sering Minum Teh Baik untuk Kesehatan Lansia, Ini Manfaatnya!
-
Bagi Lansia, Tidur Siang secara Teratur Tingkatkan Kesehatan Kognitif