Sabtu, 27 April 2024
Galih Priatmojo | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Senin, 06 Mei 2019 | 07:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Stroke yang diakibatkan oleh kebiasaan menggemeretakkan leher kembali terjadi. Kali ini, kejadian itu menimpa seorang pria 28 tahun di Oklahoma, AS.

Mengutip dari Live Science, Jumat (3/5/2019), pria bernama Josh Hader itu sudah beberapa minggu merasa tak nyaman pada lehernya. Menurut Washington Post, Josh mengira bahwa peregangan leher mungkin akan membantu.

Namun, ketika meregangkan lehernya, dia mendengar suara mirip sebuah letusan.

Setelah itu, sisi kiri tubuh Josh mati rasa, dan dia tidak bisa berjalan lurus. Josh pun dilarikan ke UGD.

Ilustrasi stroke (Pixabay/VSRao)

Menurut dokter, arteri di leher Josh robek dan ia mengalami stroke.

Hentakan di leher Josh rupanya menyebabkan robekan pada salah satu arteri utama lehernya. Kondisi ini dikenal dengan sebutan diseksi arteri leher dan dapat disebabkan oleh trauma tumpul pada leher.

Menurut Cleveland Clinic, diseksi arteri leher juga diketahui meningkatkan risiko stroke.

Stroke sendiri bisa terjadi jika gumpalan darah terbentuk di lokasi robekan dan menghalangi aliran darah ke otak. Meski jarang terjadi, stroke memang bisa menjadi dampak dari gemeretak leher, yang biasanya sampai menimbulkan bunyi 'krek'.

BACA SELANJUTNYA

Doyok Sempat Terkena Stroke Ringan, Kenali 4 Penyebabnya!