Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Masyarakat Indonesia melakukan pemilihan umum presiden dan anggota legislatif, Rabu (17/4/2019). Situasi akan lebih lebih menegangkan ketika quick count pemilu presiden 2019.
Terlepas dari segala perbedaan yang dimiliki, pendukung semua paslon sebenarnya punya satu kesamaan: peningkatan risiko serangan jantung. Waduh, kok bisa?
Status bermuatan politik di media sosial bisa jadi pemicu stres serius.
Bahkan sebuah studi terbitan jurnal Physiology and Behavior juga menemukan bahwa individu pemegang hak suara mengalami peningkatan hormon stres kortisol selama musim pemilihan.
Baca Juga
-
Antisipasi untuk Minimalisir Stres Pasca-Pemilu, Ini Langkah Kemenkes
-
Lawan Kejahatan Narkoba, Ini Peran Penting Penyedia Jasa Keuangan
-
Cinta Penelope Divonis Kanker Stadium 3, Ini Makanan yang Harus Dihindari!
-
Baru Saja Ulang Tahun Ke-35, Cinta Penelope Divonis Kanker Stadium 3
-
Benarkah Anak Punya 2 Unyeng-unyeng Nakal? Ternyata Begini Faktanya!
Update berita politik tak berkesudahan dari hampir seluruh media massa dan media sosial, rincian yang kadang membingungkan, hoax yang menjamur, dan perselisihan antar calon yang berkelanjutan, akan sangat memengaruhi peningkatan stres.
Dr. Rober Glatter, dokter jaga di IGD Lenox Hill Hospital New York sekaligus penulis kontributor majalah Forbes, dilansir dari Washington Post, meminta para pemilih untuk mewaspadai peningkatan tekanan darah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, kegelisahan, ketegangan otot, dan gejala stres lainnya terutama di masa-masa pemilu.
Salah-salah, stres selama pemilu tak hanya membuat Anda mudah jatuh sakit akibat sistem imun menurun, namun juga meningkatkan risiko Anda untuk mengalami serangan jantung dilansir Hello Sehat.
Stres dan kelelahan emosional yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan faktor pemicu serangan jantung. Ini karena mengalami stres dan kemarahan dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, yang kemudian mengubah aliran darah dan mengurangi suplai darah ke jantung. Hubungan antara serangan jantung dan gangguan emosional bahkan tetap sama, tak peduli apa faktor risiko serangan jantung lain yang dimiliki oleh seseorang, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi dan kelebihan berat badan.
Apakah seruan-seruan bernada diskriminatif atau pernyataan yang secara blak-blakan menjatuhkan paslon berdasarkan agama tertentu membuat darah Anda mendidih? Tergantung dari seberapa dalam emosi yang Anda rasakan, dampaknya mungkin sudah lebih dari cukup untuk menimbulkan reaksi fisik yang mengarah ke serangan jantung.
Sementara itu, faktor risiko utama dan terbesar bagi insiden serangan jantung tetap tidak berubah: merokok, pola makan buruk, tidak rutin beraktivitas fisik/ berolahraga, memiliki tekanan darah tinggi, dan/atau kelebihan berat badan atau obesitas.
Terlepas dari apakah Anda memiliki sejumlah faktor pemicu serangan jantung di atas, dengan drama Pemilu yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, waspadai seberapa parah musim pemilihan presiden kali ini membuat Anda tertekan secara emosional.
Tidak ada salahnya untuk rehat sejenak, sesekali ubah topik bacaan di media sosial, di koran atau obrolan panas saat makan siang dengan hal-hal lain yang lebih ringan, atau tutup mata dari isu-isu yang cuma bikin hati mendidih. Sejumlah trik perawatan diri sederhana tersebut akan bermanfaat untuk mencegah Anda terkena serangan jantung di musim pemilu, khususnya di tengah quick count. (Suara.com/Silfa Humairah Utami)
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
AMSI, AJI, IJTI dan IDA Minta Presiden Cari Jalan Terbaik untuk Perpres Publishers Rights
-
Telemedisin Penting, Terutama Bagi Penderita Penyakit Kronis Diabetes
-
Ramai Artis Indonesia Piknik di Amerika Serikat Tak Pakai Masker, Kok Bisa?
-
Covid-19 di Indonesia Masuki Fase 3 Cummunity Transmission, Apa Dampaknya?
-
Nyaman dan Aman, DKT Indonesia Luncurkan KB Suntik 2 Bulanan
-
Upaya Melindungi Konsumen dari Covid-19, Saniter dan Castrol Kolaborasi
-
Banyak Hipertensi Tak Terkontrol, Ahli Tekankan Pentingnya Cek di Rumah
-
Bisa Menyeimbangkan Hormon Wanita, DKT Indonesia Rilis Pil KB Baru
-
Update Covid-19 Global: Joko Widodo Soroti Case Fatality Rate di Indonesia
-
Update Covid-19 Global pada 3 Agustus 2020: Indonesia Naik Peringkat Lagi