Selasa, 23 April 2024
Vika Widiastuti : Minggu, 07 April 2019 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Capsaicin, sebuah zat yang memberi rasa pedas pada cabai diyakini bisa dikembangkan menjadi obat kanker paru-paru. Optimisme ini muncul setelah peneliti dari Joan C. Edwards School of Medicine, Marshall University menemukan efek positif dari capsaicin dalam menekan pertumbuhan sel kanker paru.

Peneliti dr Jamie Friedman mengatakan bahwa temuannya menemukan bahwa capsaicin efektif dalam menekan penyebaran kanker paru jenis adenokarsinoma. Capsaicin berperan sebagai agen metastatik alami untuk menghentikan metastasis.

Peneliti mengatakan, tak hanya kanker paru adenokarsinoma, capsaicin juga beperan menghentikan penyebaran kanker kulit melanoma, prostat, hingga kanker jaringan ikat saluran empedu.

Namun dr Friedman mengatakan bahwa capsaicin dapat menyebabkan efek samping yang buruk termasuk kemerahan pada kulit, mual, mata berkaca-kaca, muntah, kram perut, dan diare. Itu sebabnya tim tengah membandingkan apakah senyawa yang mirip dengan capsaicin yakni capsiate dan capsiconiate memiliki kekuatan yang sama dalam melawan kanker namun tanpa efek samping.

Makanan pedas. (shutterstock)

"Tes pada sel-sel kanker paru-paru menunjukkan capsiate menghentikan sel-sel kanker dari menyerang sel-sel lain sebelum metastasis sedangkan capsiconiate tidak berpengaruh. Sementara itu, percobaan pada tikus mengungkapkan hewan yang makan capcaisin memiliki lebih sedikit sel kanker metastik dibandingkan dengan tikus yang tidak menggunakan senyawa tersebut," imbuhnya.

Menurut Friedman, capcaisin tampaknya bekerja melawan penyebaran kanker paru-paru ini dengan menghentikan protein yang disebut Src agar tidak aktif. Friedman mengaku bahwa studinya tentang capsaicin dilatarbelakangi oleh diet tradisional masyarakat India dan Thailand di mana memiliki insiden kanker paru lebih rendah karena kebiasaan makan-makanan pedas.

"Pengamatan kami memicu gagasan bahwa mungkin konsumsi makanan pedas ada hubungannya dengan insiden kanker yang lebih rendah ini," kata Friedman dilansir Suara.com dari Newsweek.

Martin Ledwick, kepala informasi perawat di organisasi Cancer Research UK mengatakan, dirinya menyambut baik hasil temuan ini yang mungkin suatu hari nanti bisa meningkatkan pengobatan kanker.

Mencegah invasi dan penyebaran kanker adalah bidang utama untuk penelitian kanker. Studi ini dapat memberikan para ilmuwan petunjuk lebih lanjut untuk mencoba dan mengembangkan perawatan baru yang menghentikan ini terjadi.

"Namun, konsumsi makanan pedas bisa terhindar dari kanker paru adalah penelitian berbasis laboratorium awal dan belum diketahui apakah atau bagaimana itu bisa diterjemahkan menjadi pengobatan yang bermanfaat," tandas Martin. (Suara.com/Silfa Humairah Utami)

BACA SELANJUTNYA

Kanker Tenggorokan dan Amandel Berkaitan Erat dengan Seks Oral, Waspadai Dampaknya!