Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah prosedur baru yang dikembangkan menawarkan pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk memiliki buah hati.
Peneliti dari Stanford University ini menggunakan sel kulit biasa untuk membuat sperma dan sel telur buatan di laboratorium. Dalam uji coba pada hewan, peneliti menemukan bahwa prosedur ini efektif untuk membuat bayi.
Kirtly Jones dari Obstetrics and Gynecology di University of Utah Healthcare, mengatakan bahwa menggunakan sel-sel kulit untuk bereproduksi secara signifikan dapat membantu mereka yang kehilangan sel telur atau sperma karena proses menopause pada perempuan, efek kemoterapi, dan faktor lainnya.
"Jika seorang perempuan dan pasangan sejenisnya ingin membuat bayi dengan DNA dari mereka berdua, mereka dapat menggunakan teknologi ini. Orang-orang akan memiliki sumber telur dan sperma dengan DNA mereka sendiri," ujar Jones seperti dikutip Suara.com dari laman Medical Daily
Baca Juga
-
Kurangi Plastik, Pria Ini Buat Sedotan dari Rumput Liar
-
Akibat Sering Makan Cemilan, Balita 3 Tahun Alami Pendarahan di Pantat!
-
Bocah Ini Gendong Sahabatnya yang Lumpuh Selama 6 Tahun
-
Bernilai Tinggi, Ternyata Banyak Berlian Terbuat dari Jasad Manusia!
-
Sering Lupa Mimpi Semalam? Begini Cara Mengingatnya
Sel induk pluripotent terinduksi (iPSCs) pertama kali dilaporkan efektif untuk dikonversi menjadi sperma dalam sebuah studi 2011. Para peneliti menggunakan sel-sel kulit untuk membuat sperma tikus buatan, yang mampu membuahi sel telur tikus betina dan menghasilkan anak-anak tikus yang sehat.
Para ahli mengatakan, proses tersebut dapat memungkinkan pasangan dari jenis kelamin yang sama untuk memiliki bayi yang secara genetik berhubungan dengan kedua orangtua. Untuk pasangan lelaki sesama jenis, prosesnya masih membutuhkan ibu pengganti untuk melahirkan bayi mereka.
Henry Greely, ahli bioetika di Stanford University di California, mengatakan mengubah kulit untuk menghasilkan bayi diperkirakan dapat menjadi metode standar reproduksi manusia.
"Saya memprediksi bahwa dalam waktu 20 hingga 40 tahun ke depan, seks untuk tujuan reproduksi sebagian besar akan hilang," tulisnya dalam bukunya 2016 'The End of Sex'
Namun, ahli mencatat uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan sel kulit untuk membuat embrio manusia. (Suara.com/Firsta Nodia)
Terkini
- Rutin Makan Tomat Bisa Bawa 5 Efek Baik Ini Lho
- Awas, Lingkaran di Bawah Mata Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi
- Makan Sayuran Ini Bisa Turunkan Kadar Gula Darah, Bagus untuk Penderita Diabetes
- Bau Mulut saat Puasa? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Terus Sembelit saat Puasa? Coba Ikuti Tips Ini agar BAB Lancar
- Agar Efek Tetap Optimal, Bagaimana Aturan Minum Obat saat Puasa yang Tepat?
- Mie Instan Sebaiknya Tidak Dijadikan Menu Sahur, Ini Lho Alasannya
- Tak Perlu Takut, Puasa Justru Bisa Redakan Maag dan GERD
- Kontrol Behel di Bulan Ramadan, Apakah Bikin Puasa Batal?
- Bisa Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 5 Rekomendasi Menu Sahur yang Bernutrisi
Berita Terkait
-
4 Buah yang Baik untuk MPASI Bayi, Pastinya Aman dan Bergizi
-
Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Geger Ibu Kasih Kopi Sachet ke Bayi, 5 Bahaya Mengerikan ini Mengintai
-
Ibu Hamil Ini Alami Gatal yang Tak Tertahankan, Ternyata Penyakit Cukup Berbahaya
-
Viral Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian, Persiapkan 7 Hal Ini Saat Ajak Anak Naik Motor!
-
Bayi 6 Bulan Meninggal Usai Berpergian Naik Motor, Kapan Waktu Tepat Ajak Anak Motoran?
-
Viral Dokter RSUD Jombang Potong Kepala Bayi, Ini Risiko Distonia Bahu!