Kamis, 25 April 2024
Vika Widiastuti | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Selasa, 26 Februari 2019 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Jutaan sperma harus berlomba-lomba berenang menuju sel telur sebelum terjadi proses pembuahan. Sel sperma terkuatlah yang nantinya menang.

Mengutip The Guardian, para ilmuwan telah menemukan bukti bahwa saluran reproduksi wanita dibentuk sedemikian rupa untuk menghentikan para 'perenang' yang lemah agar tak sampai ke tujuan.

Para peneliti menggunakan model skala kecil dan simulasi komputer untuk menunjukkan bahwa ada jalan menyempit dalam saluran reproduksi wanita yang fungsinya seperti gerbang. Sepanjang jalur yang sulit dicapai sperma dari serviks ke telur ini hanya bisa dilewati oleh yang tercepat.

Hasil tes menggunakan sperma manusia dan sapi jantan mengungkapkan bahwa perenang terkuat kemungkinan besar berhasil melewati jalur-jalur sempit yang dikenal sebagai "striktur", sementara yang lemah terperangkap oleh arus yang datang dari arah lawan, sehingga mendorong mereka mundur ketika makin mendekat.

Disebutkan The Guardian, pembuahan alami adalah permainan yang brutal. Pada manusia dan mamalia lain, perlombaan renang menuju sel telur dimulai dengan lonjakan tiba-tiba lebih dari 60 juta sel sperma.

Masing-masing dari mereka berniat menyatu dengan sel telur, tetapi untuk mencapai tujuannya, ia harus mengalahkan semua saingan dan menghadapi bahaya 'kolam asam' hingga serangan imunitas.

Ilustrasi perjuangan sperma - (Pixabay/sciencefreak)

Keterampilan berenang sperma telah dipelajari sebelumnya, tetapi para ilmuwan di Cornell melihat secara khusus bagaimana nasib sperma ketika mencapai bagian sempit di saluran reproduksi wanita, seperti lubang kecil dari rahim ke saluran tuba. Sperma harus menghadapi tantangan, karena mereka berenang ke atas, sehingga harus berjuang melawan cairan yang mengalir ke arah mereka.

"Beberapa bagian itu sangat sempit, sehingga hanya beberapa sperma yang bisa lewat, sementara yang lain gagal," terang Alireza Abbaspourrad, ahli kimia dan penulis utama pada studi di Cornell University di New York.

Sperma bergerak dalam pola angka delapan, atau berbentuk kupu-kupu, menyamping ke arah pembukaan di salah satu dinding kompartemen, sebelum disapu mundur, dan kemudian berenang kembali ke arah pembukaan, hanya untuk didorong lagi ke belakang.

Dalam sebuah percobaan, satu sperma berenang dengan kecepatan 84,2 mikrometer per detik, berjuang melewati salah satu jalan menyempit, sementara pesaingnya terjebak dalam arus yang melempar mereka kembali ke belakang setiap kali mencoba melewatinya. Perenang paling lemah pun tersapu mundur jauh paling belakang.

"Hasilnya menunjukkan bahwa hanya sperma tercepat yang berhasil, dan karena itulah dianggap yang terbaik, sperma itu bisa melewati jalan menyempit dan melawan arus cairan," kata Allan Pacey, profesor andrologi di University of Sheffield.

"Itu masuk akal secara biologis dan akan membantu menjelaskan bagaimana saluran reproduksi wanita mampu memastikan sperma terbaik mencapai sel telur."

BACA SELANJUTNYA

Studi Temukan Menelan Sperma Bisa Bantu Meningkatkan IQ, Benarkah?