Jum'at, 03 Mei 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana : Jum'at, 01 Februari 2019 | 16:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Di tengah mewabahnya kasus demam berdarah dengue atau DBD saat ini, apa yang ada di pikiranmu kalau mendengar kata 'nyamuk raksasa'? Jangan salah, nyamuk bernama Toxorhynchites rutilus ini, atau disebut nyamuk gajah karena ukurannya yang besar, justru bermanfaat, lo!

Dilaporkan VDCI, Toxorhynchites rutilus adalah nyamuk terbesar di AS. Seekor nyamuk gajah betina dewasa bahkan bisa memiliki rentang sayap berukuran sekitar satu seperempat sentimeter.

Tapi enggak usah takut. Mereka enggak menggigit, jadi enggak menjangkitkan penyakit yang menular melalui vektor.

Toxorhynchites rutilus disebut nyamuk gajah karena punya probosis (belalai) yang panjang dan melengkung ke bawah mirip gajah. Belalai nyamuk gajah dipakai untuk mengisap nektar dari lubang bunga yang dalam.

Kok, bunga? Iya, nyamuk raksasa yang terbang di siang hari ini enggak butuh pasokan darah sebagai makanannya untuk menghasilkan telur. Baik jantan maupun betina, nyamuk gajah dewasa cuma makan zat-zat manis, terutama nektar bunga, dan juga getah tanaman, madu serangga, serta cairan dari buah yang membusuk.

Toxorhynchites bahkan juga dikenal sebagai 'pemakan nyamuk' atau 'nyamuk kanibal'. Soalnya, mereka adalah predator untuk nyamuk lain dan kadang-kadang juga makan nyamuk sejenisnya. Jadi, nyamuk Aedes aegypti, yang menularkan demam berdarah pun, bisa habis dia makan.

Sayangnya, enggak banyak spesies Toxorhynchites rutilus di dunia, tapi nyamuk gajah ini tersebar luas di seluruh AS bagian tenggara.

BACA SELANJUTNYA

Catat, Ini 3 Cara Ampuh untuk Terhindar dari DBD saat Musim Hujan