Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Ilmuwan China kembali menuai kontroversi dengan 'menciptakan' lagi bayi rekayasa genetik. Pihak berwenang di China pun mengonfirmasi, seorang wanita kedua telah hamil dalam percobaan kali ini.
Sebelumnya, dikutip dari The Guardian, Selasa (22/1/2019), pada 2018 He Jiankui membuat komunitas ilmiah terkejut. Saat itu ia mengumumkan telah berhasil mengubah gen bayi perempuan kembar yang lahir pada November agar mereka tak tertular HIV.
Diberitakan Xinhua, sejak saat itu investigasi pemerintah provinsi mengonfirmasi keberadaan 'ibu kedua', dan wanita tersebut masih hamil. Sementara itu, seorang penyelidik mengatakan kepada Xinhua, ibu dan anak perempuan kembar dari kehamilan pertama akan diberi pengawasan medis.
Penyelidik juga mengungkap bahwa He telah memalsukan laporan tinjauan etika dan sengaja menghindari pengawasan. He diam-diam mengurus tim yang diikuti staf asing dan menggunakan teknologi yang tak pasti keamanan dan efektivitasnya untuk merekayasa genetika embrio manusia secara ilegal.
Baca Juga
-
Ini Alasan Sebaiknya Tak Buru-buru Memandikan Bayi yang Baru Lahir
-
Sempat Heboh, Perawat yang Perkosa Wanita Koma hingga Melahirkan Ditangkap
-
Bayi Tak Tidur Sepanjang Malam Ternyata Pertanda Baik, lo!
-
Seorang Blogger Lumpuh Setelah Membelai Kucing Liar Saat Liburan
-
Perjuangan Kanzu, Bocah 5 Tahun Asal Depok yang Lawan Bruck Syndrome
Menurut para penyelidik, ilmuwan tersebut mengejar ketenaran pribadi dan menggunakan dana yang dikumpulkan sendiri untuk percobaan kontroversial ini.
Delapan pasangan sukarelawan dengan ayah yang positif HIV dan ibu yang negatif HIV terlibat dalam percobaan He, tetapi satu pasangan kemudian keluar.
Rincian percobaan tersebut, yang belum diverifikasi secara independen, memicu reaksi langsung dari komunitas ilmiah global. Pemerintah China pun mendesak agar penelitian He dihentikan beberapa hari setelah diumumkan ke publik.
Rekayasa genetik semacam itu memang dilarang di sebagian besar negara, termasuk China. Karena itu, He akan ditangani secara serius sesuai dengan hukum.
Para ahli khawatir, eksperimen ini dapat menyebabkan kerusakan pada manusia yang direkayasa genetikanya dan pada generasi mendatang yang mewarisi perubahan yang sama.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
China Belum Temukan Kasus Hepatitis Pada Anak, Begini Langkah-langkah Pencegahannya!
-
Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga China 77 Persen Ampuh Lawan Varian Delta
-
WHO: India Diprediksi akan Capai Herd Immunity Pada Akhir Tahun 2021
-
Temuan Baru, Vaksin Sinopharm China Tidak Efektif Lindungi Lansia
-
Belum Selesai Covid-19, Satu Kasus Flu Burung H10N3 Terdeteksi di China!
-
Kontroversi Tes Swab Anal untuk Covid-19, Banyak Ahli Protes
-
Obat Tradisional China Ampuh Atasi Virus Corona Covid-19, Benarkah?
-
Kejamnya Dunia Medis China, Komplotan Dokter Jual Organ Korban Kecelakaan
-
Waduh, Sendok Sepanjang 15cm Nyangkut di Tenggorokan Wanita Ini saat Makan!
-
Virus Corona di Makanan Beku Bisa Menginfeksi Manusia, Ini Kata CDC!