Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Tak sedikit orang yang memilih berobat ke luar negeri. Faktornya pun bermacam-macam, seperti pelayanan, peralatan medis yang lebih canggih, perawatan yang tak tersedia di negaranya, bahkan bisa jadi karena banyak promo penerbangan murah.
Meski begitu, tak sedikit orang beranggapan, berobat ke luar negeri adalah hal yang mahal dan menghabiskan banyak uang. Jadi, tak heran jika berobat ke luar negeri mayoritas dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas.
Namun, dilansir dari GO.CARE, jika dihitung secara detail, pengobatan yang didapat bisa lebih murah, bahkan mungkin bisa hemat 50 persen. Tentunya, tergantung pada negara mana yang dituju, jenis pengobatan, dan apakah pasien menggunakan asuransi kesehatan atau tidak.
Pengobatan di negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan India biasanya cenderung lebih murah dibanding negara-negara di Benua Amerika dan Eropa.
Baca Juga
-
Selamatkan Mainan Saudara Kembar, Bocah 2 Tahun Alami Luka Bakar Tingkat 3
-
Ini yang Harus Dilakukan Jika Pasangan Merasa Sakit Saat Bercinta
-
Lagi! Artis Terjerat Narkoba, Simak Cara Narkoba Bikin Pemakainya Ketagihan
-
Psikopat dan Sosiopat, Ini Perbedaan Keduanya
-
Deddy Corbuzier Bangun Tempat Gym Rp8 M: Tarif Tak Mahal meski Alat Bagus
Nah, sebelum memutuskan berobat ke luar negeri, menjadi hal penting untuk mengetahui rincian biaya yang akan dikeluarkan. Selain biaya pengobatan, kita juga harus memikirkan kebutuhan lain, seperti makan, akomodasi, dan transportasi.
Dirangkum dari GO.CARE, berikut hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pengobatan di luar negeri.
1. Pilih negara tujuan
Pilih negara yang dituju serta rumah sakit tempat berobat. Pilihan tersebut harus berkaitan dengan biaya pengobatan, akomodasi, dan transportasi yang akan dikeluarkan.
Namun, perlu diingat jangan memilih rumah sakit atau klinik demi mendapatkan biaya yang murah. Sebaliknya, pilihkan negara dan rumah sakit yang akan memberikan layanan yang optimal.
Setelah itu, catat kisaran harga yang ditawarkan negara, kota, dan rumah sakit yang akan dituju. Bandingkan pula harga tersebut dengan biaya makan, akomodasi, dan transportasi yang akan dikeluarkan.
2. Alasan berobat
Pastikan sudah berpikir matang-matang soal alasan pergi berobat ke luar negeri. Karena tak hanya memperhitungkan biaya pengobatan, Anda juga harus mempertimbangkan biaya makan, akomodasi, dan transportasi.
Bahkan mungkin akan ada biaya yang tak terduga sehingga bisa jadi Anda mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun, jika Anda sudah memikirkannya secara matang, tak ada salahnya untuk berobat ke luar negeri.
3. Pikirkan dua kali jika akan menggunakan paket khusus pengobatan
Pastikan Anda membaca dengan saksama soal paket yang ditawarkan pihak rumah sakit, apalagi jika pengobatan tersebut butuh tindakan operasi.
Hal itu karena, biaya pengobatan sebenarnya tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Contohnya, jika pasien pulih sepenuhnya setelah operasi seharusnya dia tidak mengeluarkan biaya prosedur pascaoperasi. Jadi, lebih baik buat rencana biaya pengobatan sesuai estimasi biaya satuan rumah sakit daripada menggunakan paket.
4. Dapatkan biaya estimasi yang lengkap
Pastikan Anda mendapatkan estimasi biaya yang lengkap dari pihak rumah sakit. Terlebih dulu lakukan pencarian terkait prosedur pengobatan yang dibutuhkan. Kemudian minta estimasi biaya dari rumah sakit.
Selain itu, Anda harus memperhatikan ada risiko pascaoperasi yang mungkin terjadi. Jadi, tanyakan juga apakah biaya tersebut sudah termasuk kemungkinan melakukan prosedur pascaoperasi atau belum.
5. Biaya tambahan
Anda sebaiknya juga sudah mempersiapkan jika ternyata ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan. Situasi seperti biaya komplikasi pascaoperasi, kamar rawat inap, dan biaya obat-obatan, serta tindakan pengobatan tambahan akan membutuhkan biaya tambahan.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Ratusan Petugas TPST Bantargebang Terinfeksi Covid-19 dari Limbah Masker
-
Ciri Bahan Masker Medis Berkualitas, Perhatikan saat Membeli
-
Dokter: Jangan Pakai 2 Masker Medis Sekaligus, Dobel Masker Kain Lebih Baik
-
Ahli Inggris: Petugas Medis Berisiko Sebarkan Virus Corona Covid-19 di
-
Gelombang Kedua Virus Corona Bisa Lebih Parah, Lansia Lebih Baik di Rumah
-
Pandemi Covid-19, Orang dengan 5 Kondisi Medis Ini Berisiko Meninggal
-
Bikin Terharu, 5 Hal Ini Harus Dihadapi Tenaga Medis saat Pandemi Covid-19
-
Hadapi Krisis di Garis Depan, Tim Medis Disebut Butuh Perawatan PTSD
-
Kerja Keras Lawan Corona Covid-19, Perawat dan Dokter Rentan Alami Depresi!
-
Genap Sewindu, RSA UGM akan Tingkatkan Layanan kepada Masyarakat