Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Doktor dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) Dr. Siska, M Farm., Apt melakukan penelitian terkait manfaat seledri terhadap pengobatan hipertensi atau darah tinggi. Penelitian tersebut berangkat dari tingginya orang yang mengidap hipertensi.
Penyakit ini dialami oleh lebih dari 1 miliar di seluruh dunia, bahkan sering disebut sebagai 'silent killer'. Hal itu karena muncul tanpa gejala dan telah menyebabkan kematian lebih dari 9 juta orang per tahun di seluruh dunia.
Hasil penelitian yang tertuang dalam disertasi berjudul "Studi Interaksi Farmakodinamik dan Farmakokinetik Kombinasi Kaptopril dan Ekstrak Apium Graveolens L. sebagai Antihipertensi pada Tikus Putih Jantan” tersebut dipaparkan Selasa (8/1/2018) di kampus UI Depok.
Penelitian tersebut menunjukkan, kombinasi kaptopril atau obat tekanan darah tinggi dengan ekstrak seledri mampu menurunkan tekanan darah sebesar 42,34 persen lebih baik dibanding pemberian kaptopril tunggal.
Baca Juga
Hal itu diketahui melalui korelasi antara tekanan darah dengan volume urine, yaitu penurunan tekanan darah tinggi akan diikuti peningkatan volume urine.
Siska mengungkapkan selama ini, masyarakat kerap menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi hipertensi. Obat herbal dianggap aman dan mudah untuk digunakan. Namun, dia mengungkapkan, obat herbal tidak sepenuhnya bisa menurunkan tekanan darah. Jadi, obat sintetis juga diperlukan.
Meski begitu, saat menggunakan obat herbal bersamaan dengan obat sintetis sebaiknya tetap dalam pengawasan dokter. Hal ini untuk mencegah terjadinya potensi risiko yang mungkin akan ditimbulkan.
”Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat untuk ilmu pengetahuan terkait penggunaan obat herbal untuk pengobatan hipertensi. Selain itu, dapat dijadikan data preklinik bagi tenaga medis untuk mendukung penggunaan herbal pada penyakit. Namun, bagi masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati atas potensi risiko yang mungkin akan timbul jika menggunakan obat herbal bersamaan dengan obat sintetik tanpa sepengetahuan dokter atau tenaga medis lainnya," katanya melalui siaran pers yang diterima HiMedik.com.
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Benarkah Makan Daging Sebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Ahli!
-
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
-
Sereal Ternyata Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi, Kok Bisa?
-
Hati-hati! Parasetamol Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Begini Penjelasannya
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Ini Jenis Daging yang Aman Dikonsumsi!
-
Jangan Abaikan Nyeri Tubuh Ini, Bisa Jadi Gejala Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jangan Abaikan Lingkaran Hitam di Bawah Mata, Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda Dapat Memperburuk Kesehatan Otak