Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Banyaknya informasi-informasi yang kurang jelas mengenai kesehatan mental termasuk bipolar, membuat dokter Jiemi angkat bicara dan membahas secara garis besar mengenai mitos-mitos yang beredar di masyarakat termasuk dengan mitos yang ditanyakan oleh para followernya.
Bahasan itu ia ungkapkan dalam cuitan twitternya @jiemiardian. Berikut cuitan lengkapnya yang dikutip langsung dari twitter dr. Jiemi.
''Karena banyak yang bertanya sambil mengirimkan postingan quotes yang keliru, hari ini akan debunking mitos tentang bipolar ya.
Supaya paling tidak teman-teman di sini tidak tertipu dengan Hoax dalam kesehatan mental.
Baca Juga
Bipolar merupakan sebuah gangguan yang berat (berat beneran lho), berlangsung sangat lama, dan membutuhkan perjuangan serius bagi penderitanya karena distres dan disability yang ditimbulkan.
Bipolar bukan tentang senang dan sedih, tapi manik dan depresi, jauh banget bedanya.
P: Dok yang ada di caption ini bener ngga?
D: Salah ya teman-teman. Itu jelas penyederhanaan yang berbahaya terhadap bipolar. Bipolar itu interaksi kompleks antara gen dan lingkungan, bukan karena 'sering memaksa diri untuk terlihat bahagia padahal lagi marah atau sedih'
Apa penyebab bipolar?
Secara psikologis saja jawabannya tidak sederhana, apalagi ditambah biologis, bisa jadi mata kuliah sendiri.
Jadi kalo ada yang bilang bipolar terjadi karena sering memaksa diri terlihat bahagia padahal lagi sedih banget, jelas ini simplifikasi yang salah.
Jadi penyebab bipolar secara biologi ada faktor genetik (iya bipolar itu diturunkan), faktor biokimia (neurotransmitter), gangguan pada fungsi beberapa daerah otak, dan lingkungan (termasuk kehamilan).
Dan penyebab secara psikologis ya ini penjelasannya. Melanie Klein menyebutkan, mania merupakan pertahanan jiwa terhadap depresi. Sedang depresi sendiri terjadi dalam perasaan kehilangan (merasa tidak berharga, tidak berarti).
Jadi, bukan karena pura pura bahagia ya.
Ada juga pertanyaan lain yang membuat dr. Jiemi terdiam,
P: Dok ada juga video yang bilang, kalau bipolar itu bisa sembuh dengan menangis sampai semua yang dipendam keluar, sampai ngga bisa menangis lagi. Katanya ini teknik yang banyak disembunyikan biar profesi tertentu tetep laris. Gimana itu dok?
D: ..........
Kalau penyembuhan bipolar sesederhana itu, pasien bipolar udah ngga ada, sembuh semua. Kalau bipolar sesederhana itu, ICD, DSM, PPDGJ sudah mengeluarkan diagnosis itu dari kategori gangguan jiwa.
Keberadaan bipolar dalam kriteria diagnosis di sana itu tanda bahwa ini gangguan serius. Bipolar tidak akan sembuh dengan menangis sampai lega, percayalah tidak akan.
Tidak ada satupun penelitian yang menyebutkan metode menangis bisa menyembuhkan bipolar. Bipolar membutuhkan obat-obatan dan konseling rutin, pengobatannya pun jangka panjang.
Metode psikoterapi pada bipolar pun ada guideline-nya, dan tidak ada dalam panduan menangani Bipolar menggunakan cara cara 'menangis sampai keluar semua'.
Lalu cara apa yang benar?
Strategi yang terbaik menurut penelitian menggunakan CBT, IPT, Psikoedukasi dan terapi keluarga. Kalau mau baca bipolar yang benar, bukan pseudoscience, bisa cari textbook dan penelitian, banyak kok. Kalau mau yang sederhana, bisa baca tulisan saya.
Pasien gangguan jiwa sangat rentan tergelincir ke pengobatan alternatif yang menghabiskan biaya dan tidak rasional, oleh karena itu yuk selalu dahulukan pengobatan berbasis bukti penelitian
By the way, gangguan jiwa saat ini bisa ditangani menggunakan Fasilitas BPJS lho, yuk manfaatkan.''
Nah, bagaimana guys sudah jelas kan? Jangan termakan informasi yang belum jelas asalnya apalagi kalau belum terbukti secara ilmiah.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Ingin Punya Kesehatan Mental yang Bagus? Hiatus dari Media Sosial selama Seminggu Saja!
-
Demi Hal Ini, Selena Gomez Sudah Berhenti Bermain Media Sosial Sejak 4,5 Tahun Lalu
-
Manusia Punya 6 Indera, Fungsi yang Keenam Sangat Penting
-
Kekerasan Emosional Dapat Menyebabkan Depresi dan Rendahnya Harga Diri
-
Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!
-
Sendiri Bukan Berarti Tidak Happy! Begini Cara Bahagia Meski Sendirian
-
4 Tanda Perlu Istirahat dari Media Sosial, Apa Saja?
-
5 Manfaat Bersepeda, Bagus untuk Kesehatan Mental Juga Lho
-
Tak Cuma Bikin Lebih Bugar, Menari Juga Baik untuk Kesehatan Mental
-
Psikolog Sebut Seseorang Perlu 3 Jenis Teman Ini, Siapa Saja?