Jum'at, 17 Mei 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Rabu, 17 Oktober 2018 | 20:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pepsodent, brand perawatan kesehatan gigi dan mulut produksi PT Unilever Indonesia Tbk., selalu mendukung kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia melalui berbagai acara, salah satunya melalui program Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN).

Bertempat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Soedomo, Yogyakarta, PT Unilever Indonesia bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) memberikan perawatan serta edukasi kepada masyarakat tentang perlindungan terhadap gigi.

Tema umum yang diusung pada kegiatan kali ini adalah 'Lindungi Kesehatan Gigi Keluarga dari Risiko Gula Tersembunyi', dengan tiga orang dokter gigi sebagai narasumbernya.

drg. Ratu Mirah Afifah dari PT Unilever Indonesia dalam kesempatan kali ini mengungkapkan, ''Selama ini kita tidak menyadari bahwa konsumsi gula sehari-hari ternyata layaknya sebuah gunung es.

Makanan dan minuman bercita rasa manis sebenarnya hanya sebagian kecil dari gula yang kita konsumsi, di luar itu, faktanya begitu banyak jenis makanan dan minuman tidak manis namun mengandung gula tersembunyi.

Inilah yang menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk gigi berlubang,'' ungkapnya.

Perawatan gigi gratis di FKG UGM, Rabu (17/10/2018). (HiMedik/Yuliana Sere)

Di sisi lain, Dr. drg. Ahmad Syaify, lebih menerangkan secara detail faktor yang saling berinteraksi sebagai penyebab karies atau gigi berlubang.

Menurut dokter yang sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM, ada empat mata rantai yang saling berinteraksi.

1. Host, terdiri dari gigi dan air liur

Ini merujuk pada bentuk anatomi gigi dan jumlah air liur. Gigi yang cenderung cekung dan produksi air liur yang sedikit bisa menyebabkan gigi berlubang.

2. Mikroorganisme atau bakteri pada plak.

Secara alami terdapat sebanyak kurang lebih 20 miliar mikroorganisme dalam mulut. Namun akan berlipat ganda dalam 24 jam sebanyak 5 kali lipat jika tidak menyikat gigi.

3. Substrat atau asupan makanan

Bicara mengenai substrat, gula yang kita konsumsi diubah oleh mikroorganisme di dalam mulut sehingga kondisi pH mulut otomatis berubah menjadi asam dan proses karies pun terjadi.

4. Waktu

Selain substrat, faktor waktu juga penting diperhatikan karena berhubungan erat dengan seberapa seringnya kita mengonsumsi gula, termasuk gula tersembunyi.

Frekuensi mengonsumsi bahan makanan bersifat kariogenik (terutama gula dan gula tersembunyi) yang berpengaruh pada pH mulut dan pembentukan karies.

Namun, proses karies akibat gula ini dapat dikendalikan dengan lebih mewaspadai konsumsi gula serta rutin menyikat gigi pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.

Dokter Ahmad juga menegaskan gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta konsultasilah ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Sementara itu, Direktur RSGM Prof. Soedomo, Dr. drg. Julita Hendrartini, mengatakan topik penting yang diangkat melalui BKGN 2018 ini memiliki target untuk mengedukasi dan melayani lebih dari 65 ribu masyarakat Indonesia melalui berbagai rangkaian aktivitas.

Kegiatan ini telah berlangsung dari bulan September dan akan berakhir pada 8 Desember 2018 mendatang di FKG Universitas Jenderal Achmad Yani, Bandung.

BACA SELANJUTNYA

Mengandung 600 Kalori, Ini Tips Konsumsi Boba yang Aman Menurut Ahli Gizi