Jum'at, 29 Maret 2024
Rauhanda Riyantama | Yuliana Sere : Senin, 01 Oktober 2018 | 13:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Indonesia kembali berduka. Setelah sebelumnya gempa mengguncang Lombok, kali ini tepatnya pada Jumat (28/9/2018), gempa berkekuatan 7,7 SR menerjang Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

Gempa yang disusul tsunami dengan ketinggian dua sampai enam meter dan kecepatan 200-400 km/jam ini menyebabkan banyak korban jiwa.

Menurut informasi, tercatat lebih dari 832 orang tewas. Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus mendata jumlah korban hingga hari ini.

Peristiwa ini tentunya memberikan efek psikologis pada mereka yang mengalami bencana. Dilansir dari Thriveworks, berikut beberapa efek psikologis yang mungkin dialami para korban gempa dan tsunami.

1. Hypervigilance

Istilah ini merujuk pada kondisi saat meningkatnya kewaspadaan seorang terhadap ancaman, bahaya dan situasi buruk yang terjadi lingkungan sekitarnya.

Menurut Carolyn Wagner, konselor profesional berlisensi dan psikoterapis di Linebarger & Associates, korban gempa bumi sering mengalami hal ini.

Misalnya, setiap suara kecil menyebabkan seseorang lari mencari perlindungan. Sentuhan yang bermaksud baik dari orang dicintai dapat menyebabkan seseorang berteriak ketakutan.

Ini terjadi karena tubuh dalam keadaan siaga tinggi untuk ancaman lain terhadap keselamatan. Gelisah sering menjadi gejala kondisi ini.

Petugas Basarnas membawa korban selamat gempa dan tsunami yang terjebak di dalam restoran Dunia Baru. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

2. Kecemasan dan Depresi

''Setelah kehidupan seseorang terancam oleh gempa bumi, tidak jarang bagi mereka untuk menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan/atau depresi,'' kata Nikita Banks, seorang pekerja sosial dan psikoterapis klinis berlisensi di Brooklyn, New York.

Kedua penyakit ini menunjukkan gejala yang sama seperti kelelahan, kurang tidur, penurunan minat dalam aktivitas sehari-hari, mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

3. Fobia gempa bumi

Dr Craig April, Ph.D., seorang psikolog berlisensi dan Direktur The April Center for Anxiety Attack Management di Los Angeles, mengatakan dengan fobia atau ketakutan ini, fokusnya cenderung mengendalikan kemungkinan gempa susulan.

4. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

Menurut psikolog klinis Dr. Jana Scrivani, Psy.D, kebanyakan orang yang terkena dampak langsung akan menunjukkan banyak gejala psikologis yang terlihat seperti PTSD.

Mayoritas akan pulih, tetapi sebagian kecil akan tetap mengalami kondisi PTSD.

Gejala PTSD termasuk rasa takut yang intens, kilas balik, dan mimpi buruk. Ini adalah efek psikologis yang paling parah yang mungkin terjadi pada seorang individu.

Semoga para korban gempa dan tsunami Donggala dan Palu tetap diberikan kekuatan dan ketabahan.

BACA SELANJUTNYA

Hampir 12 Tahun, Wanita Ini Selalu Cegukan Setiap Hari, Apa Sebabnya?