Jum'at, 29 Maret 2024
Rauhanda Riyantama | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Senin, 17 September 2018 | 16:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Meski MUI telah memperbolehkan penggunaan vaksin MR, masih banyak pihak yang enggan memberikan vaksin pada anaknya. Padahal vaksin ini sangat dibutuhkan untuk mencegah anak terkena serangan campak Jerman/rubella.

Rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bisa menular. Virus menyebar melalui bersin atau ingus orang yang telah terinfeksi rubella.

Berbagi minuman dan makanan dalam wadah yang sama dengan penderita rubella juga bisa membuat orang lain tertular. Gejala anak terkena rubella yaitu terdapat ruam dan bintik-bintik merah pada kulit.

Beberapa pekan terakhir ini, kampanye masal mengenai pentingnya vaksin rubella telah gencar dilakukan oleh berbagai tenaga kesehatan di seluruh penjuru Indonesia.

Sayangnya, hal tersebut tidak selalu disambut baik oleh masyarakat. Terutama bagi mereka yang benar-benar tidak bisa menerima adanya kandungan babi masuk dalam tubuh anak mereka.

Hal ini seperti yang terjadi dalam sebuah percakapan whatsapp. Seorang ibu yang tidak diketahui identitasnya dan lokasi tinggalnya, membuat geram seorang bidan karena omongannya.

Ia mengajukan pertanyaan apakah bidan tersebut sales obat. Bahkan ia menambahkan bahwa perawat yang menawarkan vaksin padanya sama seperti sales. Dengan tetap santai bidan tersebut menanggapi omongan si ibu dan menasehatinya supaya tidak menyebut tenaga medis seenaknya.

Ia membalas perkataan si ibu dengan mengatakan bahwa sebaiknya ketika si ibu melahirkan tidak perlu dilakukan anastesi karena obatnya tidak ada label halal.

Bahkan ia juga mengatakan untuk tidak dijahit saja, karena keadaan si ibu tidak mendesak. Cuitan ini dibagikan oleh akun twitter @gothed dan menjadi viral hingga mendapat respon lebih dari 5000 kali dibagikan serta lebih dari 2000 disukai. Berikut cuitan lengkapnya.

Twit tentang vaksin. (twitter @gothed)

 

Obrolan chat. (twitter @gothed)

Tidak ada salahnya jika tidak setuju dengan orang-orang yang memilih menggunakan vaksin MR. Namun, sudah seharusnya perbedaan pendapat tersebut tidak membuat kita memandang rendah orang lain. Apalagi merendahkan profesi orang lain.

 

BACA SELANJUTNYA

Layanan Kesehatan Reproduksi Terganggu saat Pandemi, Bidan Hadapi Tantangan