Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Karin Michels, PhD, ScD, profesor di Harvard TH Chan School of Public Health dan direktur Institut Pencegahan dan Epidemiologi Tumor di Universitas Freiburg di Jerman, membuat deklarasi di sebuah konferensi pada akhir Agustus.
Pernyataannya mengenai 'minyak kelapa adalah racun murni' dalam sebuah pidato memicu kontroversi dan dengan cepat menjadi viral.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah minyak kelapa itu bermanfaat ataukah beracun?
Melissa Majumdar, RD, adalah ahli diet bariatrik senior di Brigham and Women's Centre for Metabolic and Bariatric Surgery menjawab hal ini.
Baca Juga
Dikutip HiMedik, dia mengatakan kepada Healthline bahwa minyak kelapa tidak beracun, tetapi juga tidak layak mendapat status 'superfood'.
“Saya tidak suka menyebut makanan baik atau buruk, apalagi racun, tetapi minyak kelapa bukanlah anugerah yang kita anggap baik'', ungkap Majumdar yang juga seorang juru bicara untuk Akademi Nutrisi dan Diet.
Minyak kelapa berasal dari daging putih buah tropis. Minyak ini bisa bertahan hingga enam bulan.
Itu karena minyak kelapa memiliki laju oksidasi yang rendah sehingga tidak tengik secepat minyak lainnya.
Minyak kelapa mengandung lemak jenuh yang tinggi, sekitar 80 persen. Daging merah mengandung 50 persen lemak jenuh, sementara mentega mengandung sekitar 65 persen lemak jenuh.
Penelitian telah menunjukkan mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat menyebabkan naiknya aliran darah. Ini adalah lemak buruk yang dapat menyebabkan hipertensi serta penyakit jantung.
Penelitian lain telah mencoba menjawab debat publik yang sedang berlangsung tentang manfaat minyak kelapa, tetapi sejauh ini, penelitian belum memberikan jawaban yang jelas.
Majumdar mengatakan meski ada bukti yang tidak meyakinkan, manfaat kesehatan dari minyak kelapa terus berlama-lama di dalam pikiran kolektif publik.
Sebuah survei New York Times menunjukkan 72 persen masyarakat memandang minyak kelapa sebagai bahan yang sehat, dibandingkan dengan hanya 37 persen ahli gizi.
Ia mencatat orang-orang juga percaya bahwa kelapa dapat membantu menyembuhkan diabetes, penyakit Crohn, dan sindrom iritasi usus, dan masih banyak penyakit lainnya.
Maydar tidak ingin membuat orang takut makanan, tapi dia berkomitmen untuk memastikan masyarakat memiliki informasi yang benar tentang minyak ini.
Intinya adalah orang-orang harus menjaga asupan lemak jenuh mereka hingga kurang dari 10 persen dari total kalori yang dikonsumsi, yaitu termasuk minyak kelapa.
Terkini
- Tak Cuma Kafein, Hindari 3 Minuman Ini saat Perut Kosong
- 5 Cara Menurunkan Kolesterol Tinggi, Lakukan dengan Rutin
- Studi: Terlalu Banyak Waktu Luang Ternyata Tak Baik untuk Kesehatan Mental
- Belajar dari Kasus Teuku Ryan, Ini 3 Cara Atasai Gairah Seks yang Menghilang karena Stres
- Bisa Bikin Pinggang Ramping, Pemakaian Korset Jangka Panjang Bawa Sederet Masalah Ini
- Heboh Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, BPOM Tegaskan Tidak Ada Kejadian di Indonesia
- Untuk Redakan Stres, Yuk Ikuti 5 Rekomendasi Dokter Berikut Ini
- Terpapar Asap Rokok saat Hamil Tingkatkan Risiko Stunting pada Anak
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
Berita Terkait
-
Studi: VCO Berpotensi Meringankan Covid-19
-
Dianggap Sehat, Ahli Malah Sebut Minyak Kelapa Bisa Jadi Racun bagi Tubuh
-
Efektif untuk Antivirus, Minyak Kelapa Direkomendasikan Jadi Obat Covid-19
-
Penting, Lakukan 4 Langkah Ini pada Hari Pertama Diare
-
Mengandung 600 Kalori, Ini Tips Konsumsi Boba yang Aman Menurut Ahli Gizi
-
Jangan Dilakukan, Ini 5 Bahaya Minum Sambil Berdiri!
-
Jangan Disepelekan, Kulit Gatal tanpa Ruam Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis
-
Cuaca Panas Bikin Nyamuk Tambah Banyak, Begini Cara Menanganinya!
-
Asma pada Ibu Hamil Bisa Berbahaya untuk Bayi, Begini Cara Mengatasinya!
-
Konsumsi Mie Instan Selama Seminggu, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh!