Jum'at, 10 Mei 2024
Galih Priatmojo | Yuliana Sere : Senin, 27 Agustus 2018 | 19:53 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Depresi seorang ibu mungkin memiliki efek jangka panjang pada sistem kekebalan dan kesehatan psikologis anaknya.

Peneliti Israel meneliti sebanyak 125 bayi yang baru lahir hingga berumur 10 tahun. Tim peneliti juga meneliti sekitar 43 persen ibu memiliki diagnosis depresi berat dan sisanya adalah kelompok kontrol.

Para peneliti menguji hormon stres yaitu kortisol melalui air liur anak dan ibu serta antibodi yang disebut sekretorik imunoglobulin A, atau SIgA, tingkat tinggi yang menunjukkan aktivasi sistem kekebalan.

Bukan hanya itu, mereka juga mengunjungi keluarga untuk menilai kesehatan emosional ibu dan untuk mengamati masalah perilaku pada anak.

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, ibu yang depresi memiliki kadar kolesterol dan SIgA lebih tinggi dan cenderung menunjukkan perilaku yang lebih intrunsif dan tidak peka terhadap anak-anak.

Ilustrasi. (unsplash)

Anak-anak dari ibu yang depresi memiliki tingkat SIgA yang lebih tinggi, cenderung memiliki tingkat gejala kejiwaan yang lebih tinggi.

Penulis senior, Ruth Feldman, seorang profesor ilmu saraf perkembangan di Pusat Interdisipliner, Herzliya, mengatakan depresi ibu dapat memengaruhi anak dalam berbagai cara.

''Anak-anak yang terpapar dengan depresi ibu bisa mengalami stres kronis,'' katanya. Depresi juga meningkatkan stres ibu, yang berdampak pada tingkat stres anak. Bahkan, ini bisa meningkatkan risiko gangguan kejiwaan.

BACA SELANJUTNYA

Kenali Efek Samping Obat Tidur Seperti yang Diminum Taemin SHINee