Selasa, 14 Mei 2024
Galih Priatmojo | Yuliana Sere : Minggu, 29 Juli 2018 | 15:11 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Salah satu alat andalan untuk membersihkan alat-alat dapur adalah spons cuci piring.  Rata-rata setiap orang akan mengganti spon cuci piring jika sudah aus, namun apakah tindakan ini benar?

Jika kamu temasuk satu di antara mereka yang masih menggunakan spons sampai aus, maka segera hentikan kebiasaan itu. Menurut penelitian, tindakan ini tak benar.

Bakteri akan meningkat jika kamu mencoba membersihkan spon cuci piring dengan air panas dan sabun. Dilansir livestrong, menurut sebuah studi, "spons dapur tak hanya bertindak sebagai reservoir mikroorganisme, tetapi juga sebagai penyebar bakteri."

Akibatnya, spons dapat menyimpan bakteri yang menyebabkan kontaminasi silang dan penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan.

Sebelumnya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Food Safety mengungkapkan bakteri salmonella merupakan bakteri yang ditemukan di 10 persen dari peralatan dapur.

Spons cuci piring

Pada tahun 2012, ahli mikrobiologi Dr. Charles Gerba memberikan kuliah di Food and Drug Administration. Ia menjelaskan spons dapur dan bak cuci membawa bakteri seribu kali lebih banyak daripada tempat duduk toilet.

Laporan NSF Internatuonal pada 2011 menjelaskan spons cuci piring adalah benda yang paling banyak menyimpan bakteri koliform - bakteri yang hidup dalam pencernaan manusia.

Spons cuci piring bisa memiliki 5 kali (10 pangkat 10) bakteri dalam satu sentimeter kubik. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar mengganti spons minimal seminggu sekali.

Jadi kapan mau mengganti spons cuci piring?

BACA SELANJUTNYA

Jangan Disepelekan, Kulit Gatal tanpa Ruam Bisa Jadi Tanda Penyakit Kronis