Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Obesitas pada anak tak hanya membawa efek negatif saat kanak-kanak, tapi juga bisa menjadi akar penyebab banyak masalah kesehatan di masa dewasa.
Sayangnya, tren kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan anak-anak dan remaja telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kira-kira lebih dari 340 juta anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2016.
Sebanyak 38,2 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2019, dan hampir setengahnya berada di Asia.
Baca Juga
Kabar buruknya, anak perempuan ditemukan lebih mungkin mengembangkan penyakit kardiovaskular khas obesitas.
Dilansir dari Healthsite, sebuah studi baru telah mengungkapkan bahwa anak perempuan yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular di masa dewasa daripada anak laki-laki yang obesitas.
Menurut temuan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Nutrition, anak perempuan lebih mungkin dibandingkan anak laki-laki untuk mengembangkan perubahan metabolisme khas obesitas, seperti tekanan darah tinggi dan dislipidemi (kadar kolesterol dan trigliserida darah yang berlebihan).
Penelitian ini melibatkan 92 remaja dari Brasil. Ditemukan anak perempuan obesitas menunjukkan pola perubahan profil lipid yang tidak terlihat pada anak perempuan tanpa obesitas dan kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular di masa dewasa.
Estefania Simoes, penulis pertama artikel tersebut, mengatakan bahwa gadis gemuk memiliki kadar trigliserida dan LDL yang lebih tinggi, yang disebut 'kolesterol jahat'. Sedangkan HDL, 'kolesterol baik', lebih rendah daripada gadis dengan berat badan normal.
Sementara, para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam profil lipid anak laki-laki obesitas dengan anak laki-laki dengan berat badan normal yang termasuk dalam penelitian ini.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
7 Efek Begadang bagi Kesehatan, dari Obesitas hingga Menurunkan Konsentrasi
-
Pakar Jelaskan Gejala Awal Gagal Jantung yang Seringnya Tidak Diperhatikan Penderita, Apa Saja?
-
Duduk Lebih dari 8 Jam Sehari Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Ayo Perbanyak Gerak
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Cacat Lahir Langka, Anak Laki-laki Ini Punya 2 Penis yang Berfungsi Penuh!
-
Mikroba di Usus Berkontribusi pada Obesitas, Bagaimana Hubungannya?
-
Inilah Alasan Sering Makan Daging Merah Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Ilmuwan Temukan Virus Corona Covid-19 Bisa Menyerang Jaringan Lemak
-
Studi: Plastik Bisa Memicu Penyakit Kardiovaskular dan Kolesterol
-
Studi: Aktivitas Fisik Sangat Baik Bagi Penyandang Penyakit Kardiovaskular