Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Anak-anak yang dari kecil menghirup asap rokok bisa memicu masalah kesehatan di masa depan. Bahkan penelitian baru menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya merokok juga lebih rentan terkena rheumatoid arthritis di kemudian hari.
"Temuan kami memberikan lebih mendalam dan gravitasi terhadap konsekuensi kesehatan negatif dari merokok dalam kaitannya dengan rheumatoid arthritis, salah satu penyakit autoimun yang paling umum," kata penulis utama Dr. Kazuki Yoshida, dari divisi reumatologi, peradangan dan kekebalan di Brigham dan Rumah Sakit Wanita, di Boston seperti yang dikutip dari US News.
Rheumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi yang ditandai dengan arthritis pada beberapa sendi. Beberapa faktor genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap risiko rheumatoid arthritis, dan merokok jadi faktor risiko lingkungan yang paling umum.
Tetapi penelitian tentang hubungan antara perokok pasif dan risiko rheumatoid arthritis masih terbatas.
Baca Juga
-
Sering Kerja Shift Malam Tingkatkan Risiko Fibrilasi Atrium, ini Sebabnya!
-
Ahli Kembangkan Vaksin Covid-19 Lewat Hidung, Ini Kelebihannya!
-
Berat Badan Suka Naik Turun? Waspada Efeknya pada Kesehatan
-
Penelitian: Punya Teman Pendengar yang Baik Bisa Sehatkan Mental dan Otak
-
Ahli: Orang yang Tidak Vaksin Berisiko Terinfeksi Varian Virus Corona Ganda
-
Awas Bahaya Ikuti Tren Makan Madu Beku di Tiktok, Ini Kata Ahli Gizi
Melansir dari US News, para peneliti menganalisis data dari hampir 91.000 perempuan Amerika Serikat dalam studi kesehatan jangka panjang.
Mereka yang masa kanak-kanaknya terpapar asap rokok orangtua memiliki risiko rheumatoid arthritis 75 persen lebih tinggi dan risikonya bahkan lebih tinggi di antara mereka yang menjadi perokok aktif.
Penelitian ini telah diterbitkan 18 Agustus di jurnal Arthritis & Rheumatology.
"Hubungan antara merokok orang tua masa kanak-kanak dan onset dewasa (rheumatoid arthritis) mungkin melampaui reumatologi," kata Yoshida dalam rilis berita rumah sakit.
"Studi di masa depan harus menyelidiki apakah paparan masa kanak-kanak terhadap inhalansia dapat mempengaruhi individu untuk autoimunitas umum di kemudian hari," imbuhnya.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Hepatitis Akut Misterius Sudah Menyebar ke 35 Negara!
-
Dokter Sebut Kasus Campak Meningkat, Orangtua Harus Waspadai 5 Gejala Ini!
-
China Belum Temukan Kasus Hepatitis Pada Anak, Begini Langkah-langkah Pencegahannya!
-
Penelitian AS Temukan Virus Corona Covid-19 Bisa Memperburuk Asma Pada Anak
-
Anak-anak Juga Berisiko Alami Long Covid-19, Kenali Gejalanya!
-
Anak-anak Berisiko Rendah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ternyata Ini Penyebabnya!
-
Jangan Berikan Gula Tambahan ke Anak di Bawah 2 Tahun, Mengapa?
-
Terapkan 7 Langkah Cegah Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Sekolah