Kamis, 02 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Kamis, 25 Maret 2021 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Mendiagnosis asma pada bayi dan balita memang bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mengukur fungsi paru-paru pada kelompok usia ini.

Melansir dari Medicinenet, kelompok pediatri terkemuka menawarkan beberapa tips untuk orangtua yang mencurigai bayi atau balita mereka menderita asma atau memiliki gejala yang dapat menunjukkan kondisi kesehatan lain.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), orangtua harus memperhatikan beberapa kondisi kesehatan anak. Beberapa kondisi yang perlu diperhatikan tersebut seperti mengi, batuk, bernapas dengan cepat ketika pilek, berada di dekat binatang, dan berada di tempat yang berdebu atau jika ada asap di udara.

Anda harus memberi tahu dokter anak Anda tentang batuk yang berlebihan, terutama batuk di malam hari atau batuk yang berkepanjangan setelah pilek bahkan napas anak tak berbunyi. Batuk bisa menjadi satu-satunya gejala asma pada beberapa orang.

Kemudian perhatikan juga jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita asma, demam, eksim, bronkitis berulang atau masalah sinus.

Batuk yang sering tidak dapat dijelaskan atau batuk setiap hari pada bayi cukup menjadi alasan untuk membawa anak Anda ke dokter. 

Ilustrasi bayi. (Unsplash/@irinamurza)

Terkadang cara termudah dan terbaik untuk mendiagnosis asma pada anak kecil adalah memberikan obat asma pada keluhan bayi. Jika membaik, maka kemungkinan bayi kena asma. 

Menurut AAP, pengobatan untuk asma biasanya hanya membantu asma dan bukan kondisi lain. Sehingga jika pengobatan asma tak membantu, maka kemungkinan bayi memiliki kondisi kesehatan lain. 

BACA SELANJUTNYA

Asma dan Bronkitis Sering Dianggap Sama, Dokter Jelaskan Bedanya