Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Paparan ruang terbuka hijau di sekitar lingkungan anak-anak mungkin berfungsi mengurangi risiko Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD). Hal tersebut dinyatakan dalam penelitian baru dari iPSYCH.
Melansir dari Medical Xpress, sebuah tim peneliti dari Aarhus University telah mempelajari bagaimana ruang hijau di sekitar tempat tinggal memengaruhi risiko anak-anak dan remaja dengan ADHD.
"Temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang terpapar lingkungan hijau di daerah pemukiman mereka pada masa kanak-kanak, memiliki risiko lebih tinggi diagnosis ADHD jika dibandingkan dengan anak-anak yang dikelilingi oleh lingkungan hijau tertinggi," kata Malene Thygesen yang merupakan salah satu peneliti di balik penelitian tersebut.
ADHD adalah salah satu diagnosis psikiatri yang paling umum di antara anak-anak. Alasan mengapa beberapa anak mengembangkan ADHD masih belum diketahui sepenuhnya. ADHD mungkin turun-temurun, tetapi faktor lain mungkin juga berperan.
Baca Juga
-
Bantu Pemerintah, Halodoc Buka Layanan Vaksinasi Gratis Drive Thru
-
Vaksin Johnson & Johnson Dapat Izin Penggunaan Darurat dari FDA
-
Ingin Menurunkan Berat Badan? Coba Konsumsi 4 Minuman Herbal Berikut
-
Studi: Asupan Karbohidrat Kualitas Rendah Tingkatkan Risiko Stroke
-
Menjaga Kesehatan Usus, Yuk Ikuti 5 Pola Makan Berikut
-
Studi Sebut Olahraga Bisa Ringankan Migrain akibat Stres
Sebuah studi tunggal ini memang tidak memberikan dasar yang cukup untuk menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara akses ke lingkungan hijau dan risiko anak mengembangkan ADHD.
Tetapi hasil penelitian Malene Thygesen telah memperhitungkan banyak faktor lain yang juga dapat berperan dalam pengembangan ADHD.
"Dalam studi ini, kami menyesuaikan dengan jenis kelamin, usia, tahun lahir anak, diagnosis psikiatri orang tua, status sosial ekonomi, dan status sosial ekonomi tingkat lingkungan. Studi kami kuat karena melibatkan banyak individu dan informasinya sangat detail," kata Malene Thygesen.
Terkini
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
Ramai Diperbincangkan di Medsos, Apa Itu ADHD?
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Hepatitis Akut Misterius Sudah Menyebar ke 35 Negara!
-
Dokter Sebut Kasus Campak Meningkat, Orangtua Harus Waspadai 5 Gejala Ini!
-
China Belum Temukan Kasus Hepatitis Pada Anak, Begini Langkah-langkah Pencegahannya!
-
Penelitian AS Temukan Virus Corona Covid-19 Bisa Memperburuk Asma Pada Anak
-
Anak-anak Juga Berisiko Alami Long Covid-19, Kenali Gejalanya!
-
Anak-anak Berisiko Rendah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ternyata Ini Penyebabnya!
-
Jangan Berikan Gula Tambahan ke Anak di Bawah 2 Tahun, Mengapa?