Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pemenuhan gizi pada masa kanak-kanak diperlukan untuk kesehatan otak, tulang, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pemenuhan makanan bergizi sangat diperlukan untuk anak-anak.
Sayangnya, anak-anak sering kali susah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Oleh karena itu melansir dari Eatingwell, berikut beberapa camilan bergizi yang cenderung akan disukai anak-anak, antara lain:
1. Yogurt
Yogurt adalah pilihan yang bagus untuk sarapan, camilan, atau bahkan makanan penutup untuk anak-anak. Namun Anda tetap perlu memperhatikan kandungan gula dalam yogurtnya.
Baca Juga
-
Benarkah Obesitas Pengaruhi Efektivitas Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli!
-
Cegah Penyebaran Virus Corona, Ahli Sarankan Rutin Disinfeksi Sikat Gigi
-
Ahli Sarankan Anjing dan Kucing Harus Suntik Vaksin Covid-19
-
Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan Picu Infeksi Ulang, Ini Kata Ahli!
-
Donor Darah Usai Suntik Vaksin Covid-19, Amankah?
-
Pengaruhi Jantung hingga Mental, Bagaimana Idealnya Pemakaian Gawai?
"Ini camilan sehat dan mengenyangkan yang mengandung protein dan vitamin D, nutrisi ini sangat kurang bagi banyak anak," kata Katie Andrews, M.S., R.D., seorang pelatih nutrisi masa kecil dan pemilik Wellness by Katie.
Yogurt juga mengandung probiotik, bakteri baik yang penting untuk menjaga kesehatan usus.
2. Alpukat
Alpukat merupakan makanan tinggi lemak tak jenuh tunggal yang menurunkan peradangan dan menjaga kadar kolesterol tetap sehat. Lemak bergerak melalui saluran pencernaan secara perlahan, sehingga membuat anak kenyang lebih lama.
3. Ubi Jalar
Ubi jalar mengandung vitamin A tinggi (lebih tinggi dari wortel) serta mengandung serat dan kalium. Ubi jalar juga membatasi garam dan meningkatkan potasium, menjaga tekanan darah, dan kesehatan jantung.
4. Kacang dan Biji-bijian
Ganti camilan anak yang dengan makanan rendah serat dan renyah, yakni kacang-kacangan dan biji-bijian. Konsumsi biji-bijian dan kacang dapat memenuhi serat, protein, dan lemak sehat. Dalam hal ini Anda bisa memberikan kacang mete, kenari, almond, pecan, biji bunga matahari, biji chia, dan lain sebagainya.
Jika anak memiliki alergi kacang, biji-bijian mungkin merupakan alternatif yang aman dan cara yang baik untuk mendapatkan nutrisi penting. Kacang mengandung magnesium tinggi, mineral yang penting dalam perkembangan tulang dan produksi energi. Kacang kenari, pecan, biji chia, dan biji rami mengandung asam alfa-linolenat (ALA) yang merupakan sejenis lemak omega-3.
5. Buah Berry
Satu cangkir buah beri memiliki 4 gram serat dan tinggi vitamin C serta antioksidan seperti antosianin. Dalam hal ini Anda bisa berikan blueberry, blackberry, dan stroberi yang lebih rendah gula daripada buah lainnya.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
-
5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
-
Makanan Pedas Ternyata Punya 3 Manfaat Ini, Apa Saja?
-
3 Bahaya Makan Ceker Ayam Terlalu Sering, Yuk Lebih Bijaksana Mengonsumsinya
-
7 Manfaat Makan Kacang Kapri, Si Hijau Mungil Kaya Nutrisi
-
Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
Hepatitis Akut Misterius Sudah Menyebar ke 35 Negara!
-
Melly Goeslaw Bahagia Setelah Operasi Bariatrik, Bisakah Berat Badannya Naik Lagi?