Kamis, 28 Maret 2024
Vika Widiastuti | Shevinna Putti Anggraeni : Rabu, 14 Agustus 2019 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Seorang anak remaja, Harry Crowther asal Inggris memiliki kondisi fisik yang berbeda dengan teman sebayanya. Remaja 14 tahun itu mengidap kelainan genetik yang membuatnya terlihat lebih tua.

Harry menderita progeria, yakni kelainan genetik langka yang membuatnya lima kali lebih cepat menua. Kelainan genetik langka ini pula yang membuatnya seolah orang dewasa yang terjebak di tubuh anak kecil.

Selain itu, kelainan genetik ini juga membuat Harry menderita sejumlah penyakit di sepanjang hidupnya. Harry menderita rematik, kardiovaskular hingga masalah pernapasan seperti orang lansia.

Meski begitu, kondisinya yang berbeda dengan teman-teman tak membuat Harry tak percaya diri. Ia justru tumbuh menjadi anak laki-laki yang ceria, penuh energi positif dan bertekad besar dalam menjalani kehidupannya.

Dia aktif dalam aktivitas sosial seperti menggalang dana amal untuk Progeria Inggris, Progeria Family Circle dan Great Ormond Street Hospital. Hal ini ia lakukan untuk membantu teman-temannya yang bernasib sama seperti dirinya.

Ilustrasi anak laki-laki punya kelainan langka [shutterstock]

Tak hanya itu, Harry juga tumbuh sebagai anak yang berprestasi meski memiliki kelainan genetik langka. Tahun lalu, ia menunjukkan keberaniannya yang besar untuk mengikuti olimpiade estafet obor di Yorkshire Barat.

Dalam acara olimpiade tersebut, juri dibuat terpukau oleh sikap Harry. Bahkan mereka sampai kebingungan ketika menentukan pemenangnya.

Ilustrasi tes genetika. (Shutterstock)

"Semua peserta yang masuk nominasi berstandar tinggi hingga membuat keputusan juri sangat sulit. Namun, kita semua sangat terkesan dengan sikap Harry yang berani, penuh semangat dan tidak mengeluh," kata Mr Reevell dikutip dari Examiner Live.

Sikap Harry yang sangat pemberani dan tak mengeluh itulah yang membuat juri memutuskan ia pantas menjadi pemenangnya.

BACA SELANJUTNYA

Studi Inggris: Vaksin HPV Terbukti Mengurangi Kasus Kanker Serviks