Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Wabah 'brain fever' dikabarkan sedang merebak di salah satu negara bagian di India.
Sebanyak 152 anak di Muzaffarpur, salah satu distrik terpadat di negara bagian Bihar, India, meninggal dunia akibat Sindrom Ensefalitis Akut (AES). Sindrom ini juga dikenal sebagai 'brain fever'.
Melansir BBC UK, menurut Dr Arun Shah, dokter anak lokal, mempercayai penyakit ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis.
Di sisi lain, banyak dokter menyalahkan kematian karena memakan buah leci yang ditanam secara lokal saat perut kosong. Muzaffarpur sendiri memang dikenal sebagai pusat pertumbuhan buah leci di negara tersebut.
Baca Juga
-
Kepalanya Miring Sebelah, Anak Ini Ternyata Alami Tumor Otak
-
Agung Hercules Sempat Sulit Menghafal, Kanker Otak Pengaruhi Daya Ingat?
-
Otak Ibu Berubah Setelah Melahirkan? Ini Penjelasannya
-
Gejala Sakit Kepala Biasa dan Akibat Tumor Otak Berbeda, Ini Cirinya!
-
Kanker Otak Glioblastoma Sangat Agresif, Peluang Hidup Orang Dewasa Kecil!
Diyakini buah ini mengandung racun yang menghambat kemampuan tubuh untuk menghasilkan glukosa sehingga dapat memengaruhi anak-anak muda yang kadar gula darahnya sudah rendah.
Itu sebabnya, kata dokter, banyak korban telah meninggal karena hipoglikemia, atau gula darah rendah.
Sindrom Ensefalitis Akut (AES) merupakan penyakit otak yang mematikan.
Melansir Times of India, ini adalah gangguan neurologis yang memengaruhi otak dan sistem limbik ketika strain virus atau bakteri tertentu menyerang tubuh.
Menurut Dr Madhukar Bhardwaj, Konsultan, Neurologi, Aakash Healthcare Super Speciality Hospital, Dwarka, "Ensefalitis adalah peradangan jaringan otak. Setelah virus masuk ke dalam darah, ia mulai bermigrasi ke jaringan otak dan menggandakan dirinya."
"Segera setelah sinyal mencapai sistem kekebalan tubuh kita, ia menghasilkan respons terhadapnya dalam bentuk otak yang meradang atau kita dapat mengatakan otak membengkak."
"Ketika respons yang dihasilkan sendiri dan infeksi bergabung, ini mengarah ke ensefalitis virus dan itu memengaruhi sumsum tulang belakang dan sistem saraf pusat kita. Menyebabkan kerusakan sel-sel otak melalui pembuluh darah yang terinfeksi virus."
Di sisi lain, Dr Chandril Chugh, Konsultan Senior & Kepala - Intervensi Neurologi, Max Super Speciality Hospital, Saket, menegaskan fakta bahwa Ensefalitis sangat berbahaya dan perawatan tepat waktu adalah kunci untuk pemulihan.
"'Brain Fever' merupakan keadaan darurat medis dan dapat berubah menjadi penyakit mematikan jika tidak diobati tepat waktu," ujar Dr Chugh.
"Telah ada peningkatan kasus antara 2008 dan 2014, dengan hampir 44.000 kasus dan 6000 kematian dilaporkan dari India saja, terutama di Bihar, di mana anak-anak telah berulang kali menjadi mangsa virus," sambungnya.
Hingga kini, salah satu gejala yang dilaporkan adalah gula darah rendah. Penyakit ini adalah sesuatu yang bermanifestasi ke kondisi yang lebih parah, termasuk demam yang sangat tinggi, koma, delirium, kejang dan disorientasi pada deteriorasi.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Virus Nipah Renggut Satu Nyawa Anak Remaja di India, Kenali Gejalanya!
-
Sudah Vaksin Covid-19, Sepertiga Pasien Virus Corona Tetap Meninggal
-
Waspadai Gangren dan Gangguan Pendengaran, Gejala Varian Virus Corona India
-
Vaksin Moderna Ampuh Lawan Varian Baru Virus Corona India, Ini Kata Ilmuwan
-
Varian Baru Virus Corona India Lebih Berisiko pada Anak-anak
-
Studi: Vaksin AstraZeneca 97 Persen Efektif Lawan Varian Virus Corona India
-
Infeksi Jamur Hitam pada Pasien Covid-19, Seperti Apa Itu?
-
Dokter India: 40 Pasien Virus Corona dan Diabetes Alami Infeksi Jamur Hitam
-
Vaksin Pfizer dan Moderna Bisa Lawan Varian Baru Virus Corona India
-
Infeksi Jamur Langka Mewabah di India di Tengah Krisis Virus Corona