Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa human immunodeficiency virus (HIV) bisa jadi bermanfaat untuk mengobati imunodefisiensi yang parah. Kondisi ini juga dikenal dengan nama SCID atau "penyakit bubble boy".
Menurut American Academy of Allergy Asthma & Immunology (AAAAI), bubble boy adalah penyakit imunodefisiensi primer (PIDD) bawaan yang biasanya muncul pada bayi dan menyebabkan kondisi defisiensi imun yang parah.
Dengan kata lain, sistem kekebalan tubuh lemah dan bahkan tidak mampu melawan infeksi ringan. AAAAI juga mencatat bahwa penyakit itu dianggap sebagai PIDD paling serius.
Namun kini para dokter tampaknya telah menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit yang lebih sering menyerang bayi laki-laki itu, yakni melalui terapi gen.
Baca Juga
-
Peneliti Ungkap Kolam Renang Mengandung Air Kencing 75 Liter, Ini Efeknya
-
Sering Tepergok Mainkan Cincin Kawin, Ada Apa dengan Pangeran Harry?
-
Suka Ingusan ketika Makan Makanan Pedas? Ini Penyebabnya
-
Garden of Forever Love, Kuburan Khusus Janin yang Gugur di Hong Kong
-
Langsung Viral, Istri Tanyakan Sperma Campur Tepung Maizena biar Subur
Terapi itu dilakukan dengan memasukkan gen korektif ke dalam sel pasien dengan HIV yang telah diprogram ulang, sehingga tidak akan menyebabkan AIDS atau meningkatkan risiko leukemia.
Diberitakan People, Kamis (18/4/2019), penelitian ini dilakukan pada delapan bayi dengan variasi penyakit SCID-X1. Studi dari para peneliti di St Jude Children’s Research Hospital di Memphis, Tennessee ini dipublikasikan pada Rabu lalu dalam The New England Journal of Medicine.
Menjelang terapi gen, selama dua hari bayi diberi busulfan dosis rendah. Penulis pertama studi tersebut, Ewelina Mamcarz, mengatakan pada CNN, "Hasilnya benar-benar luar biasa untuk pasien kami."
Selama terapi, dokter mengambil sel punca dari sumsum tulang pasien sebelum menggunakan salinan virus HIV yang dimodifikasi secara medis sebagai "vektor" untuk memasukkan salinan sehat gen IL2RG yang telah dimutasi, ke dalam sel bayi, lalu memasukkan koleksi sel itu kembali pada bayi.
"Ini berasal dari HIV, tetapi benar-benar sudah bukan HIV lagi ketika dimasukkan," jelas peneliti lain dari studi itu, Morton Cowan.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Mengenal 4 Jalur Penularan HIV, Penyakit yang Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung
-
Menginfeksi 400 Lebih Mahasiswa Bandung, Ini Mitos yang Masih Dipercaya Tentang HIV
-
BPOM AS Menyetujui Penggunaan Kondom Khusus Seks Anak untuk Pertama Kalinya
-
Peneliti Mengembangkan Vaksin HIV Berbasis mRNA, Bagaimana Hasilnya?
-
Wanita Ini Sembuh Sendiri dari HIV, Begini Kata Dokter
-
Satu Suntikan Setiap 2 Bulan Sekali, Terapi ARV Baru Ini Dinilai Efektif
-
Meski dalam Pengobatan, HIV Bisa Bersembunyi di Otak & Menyerang Organ Lain
-
Pakai Kondom saat Bercinta di Masa Pandemi Covid-19 Itu Penting!
-
Sama-Sama Menyerang Kekebalan, Peneliti Khawatir Covid-19 seperti HIV