Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang anak berusia 11 tahun meninggal setelah ia memiliki alergi terhadap bau ikan yang dimasak.
Camron Jean-Pierre meninggal di kediaman di East 82nd Street, Canarsie, di Brooklyn, New York City, pada Hari Tahun Baru, kata polisi kepada Newsweek.
Anak itu dan ayahnya, Steven Jean-Pierre, pergi ke Brooklyn dari New Jersey untuk mengunjungi neneknya. Saat mereka memasuki rumah, saat itu pula keluarga mereka sedang bersiap untuk makan malam.
Jean-Pierre pun kemudian pingsan karena menciup bau ikan kod yang sedang dimasak. Tak berselang lama, polisi kemudian datang dan menemukan bocah itu tak sadarkan diri.
Baca Juga
Keluarganya berusaha memberikan obat untuk dihirup, tapi sayangnya anak itu terlalu lemah untuk bernapas. Ayahnya kemudian memanggil ambulans.
Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Brookdale di Brooklyn, dan sang ayah memberinya ciuman di saat anaknya berjuang untuk tetap sadar.
''Ayah, aku mencintaimu,'' begitu kata-kata terakhir Camron kepada ayahnya.
''Kebetulan mereka memasaknya ketika kami masuk,'' kata Steven kepada New York Post. Ia menambahkan bahwa biasanya alergi putranya tidak separah itu.
Sang ayah mengatakan bahwa putranya adalah yang terbaik dan membuat semua orang bahagia. ''Dia adalah pangeranku, dia adalah segalanya bagiku.''
Purvi Parikh, seorang ahli alergi dan imunologi di NYU Langone Health, mengatakan kepada Newsweek bahwa ikan adalah salah satu dari delapan alergen makanan yang paling umum.
Ia menambahkan, jarang terjadi reaksi alergi yang disebabkan oleh menghirup makanan pemicu alergi.
''Ini bisa sulit untuk diprediksi tetapi biasanya mereka yang menderita asma atau alergi yang lebih parah memiliki risiko lebih tinggi.''
''Faktanya, semua penderita asma berisiko lebih tinggi mengalami anafilaksis dalam bentuk apapun, apakah itu disebabkan oleh tertelan, kontak kulit atau terhirup,'' tuturnya menjelaskan.
Dia kemudian mendesak agar orangtua tidak menganggap remeh alergi anak.
Penderita selalu memiliki injektor epinefrin darurat untuk diberikan, kata Parikh.
''Gunakan itu pada awal gejala karena ini adalah satu-satunya obat yang dapat menyelamatkan hidup. Keterlambatan pengobatan ini bisa berbahaya,'' ujarnya.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu dalam jurnal Pediatrics, sekitar 5,6 juta anak-anak di AS memiliki alergi makanan. Itu berarti sekitar 8 persen dari total anak-anak di AS.
Dari total, sekitar 1,6 juta anak alergi terhadap kacang tanah; 1,4 juta untuk susu; 1 juta untuk kerang; dan 900.000 untuk pohon kacang. Lebih lanjut, 600.000 berisiko sakit karena telur; 400.000 karena ikan sirip; dan jumlah yang sama oleh gandum dan kedelai.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Gara-gara Alergi Gravitasi, Wanita Ini Hanya Bisa Berbaring di Tempat TIdur!
-
Hotman Paris Alergi Sampo Meski Sudah Pernah Memakainya 2 Kali, Kok Bisa?
-
Hotman Paris Alergi Sampo Sampai Mata Bengkak, Begini Cara Mengatasinya!
-
David Beckham Terserang Rinitis Alergi, Kenali Tanda-tandanya!
-
Cimory Hadirkan Susu UHT Bebas Laktosa, Aman bagi Pemilik Lactose Intolerance dan Alergi Susu
-
Asik, Peneliti Sedang Mengembangkan Vaksin untuk Penderita Alergi Anjing
-
Anak dari Keluarga Berpenghasilan Rendah Berisiko Tinggi Idap Alergi
-
Ketahui, 5 Penyebab Sesak Napas Selain Asma
-
Penelitian: Orang dengan Alergi Lebih Berisiko Rendah Terkena Virus Corona
-
Alergi Buah Juga Bisa Bisa Terjadi, Ketahui Apa Sebabnya