Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Kisah sedih dibagikan seorang ibu yang kehilangan putrinya karena meningitis. Sharon Stokes (38) mengatakan, putrinya, Maisie Dicks (13), mengembuskan napas terakhir tepat saat tahun baru, tiga hari setelah mengatakan pada sang ibu bahwa ia merasa tidak enak badan.
Sharon menceritakan, pagi hari setelah mengeluhkan tidak merasa sehat, Maisie bangun dengan 'mata abu-abu dan ruam'. Maisie pun dilarikan ke rumah sakit.
Ia pun berada dalam kondisi induced coma (dibuat koma untuk mencegah kerusakan otak yang lebih parah, -red), tetapi sayangnya sudah terlambat, dia meninggal hanya dua hari kemudian.
Kini Sharon ingin para orang tua menyadari gejala meningitis, sehingga mereka tidak perlu mengalami patah hati yang sepertinya.
Baca Juga
-
Robby Tumewu Meninggal di Usia 65 Tahun, Idap Stroke Selama 10 Tahun
-
Dikira Tumor, Lintah Hidup di Tenggorokan Wanita Ini Sebabkan Migrain
-
Jadi PSK sejak Muda, Wanita Ini Ungkap Kisahnya Dijebak Selama 10 Tahun
-
Pemerintah Inggris Akan Kirim Belatung ke Suriah untuk Bantu Korban Perang
-
Manfaat Kesehatan Tai Chi, Meditasi Kuno dari Tiongkok
Pada 30 Desember, Sharon memanggil ambulans setelah Maisie terbangun dengan ruam dan 'mata abu-abu'. "Lengannya menjadi hitam dalam waktu satu jam. Itu sangat cepat, itu sulit dipercaya," ungkap Sharon, dikutip dari Daily Mail, Minggu (13/1/2019).
Maisie juga telah mengalami septikemia (keracunan darah, -red) saat itu. Sharon menuturkan, "Dia menderita meningitis, tetapi pada saat itu septikemia. Ketika saya baru tahu, sudah terlambat. Saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi."
"Saya benar-benar tidak percaya akan menjadi seperti ini. Saya tahu dia sangat sakit, tetapi siapa yang menyangka akan sampai meninggal," imbuhnya.
Mengutip Daily Mail, meningitis adalah radang selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Siapa saja dapat terkena penyakit ini, tetapi yang paling berisiko adalah mereka yang berusia di bawah lima tahun, 15 hingga 24 tahun, dan lebih dari 45 tahun.
Perokok pasif atau orang yang sistem kekebalan tubuhnya melemah, seperti pasien yang menjalani kemoterapi, juga lebih berisiko. Bentuk meningitis yang paling umum adalah bakteri dan virus.
Gejala meningitis meliputi demam, muntah, kantuk, kebingungan, nyeri otot parah, sakit kepala parah, leher kaku, dan tidak suka cahaya terang. Penderita meningitis juga bisa mengalami kejang, kulit pucat atau bernoda, dan bintik-bintik atau ruam.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Dokter Sebut Kasus Campak Meningkat, Orangtua Harus Waspadai 5 Gejala Ini!
-
Sakit Kepala Akibat Penyakit Biasa dan Meningitis, Ini Perbedaan Keduanya!
-
Ada Banyak Jenis Meningitis, Mana yang Lebih Mematikan?
-
Berkaca dari Glenn Fredly, Kenali Bahaya Meningitis pada Orang Dewasa
-
Glenn Fredly Meninggal karena Meningitis, Ketahui 5 Faktor Risikonya!
-
Sepsis, Kondisi Mengancam Tubuh yang Dimulai dari Infeksi
-
Kelainan Langka, Otak Wanita Ini Merosot ke Tulang Belakang
-
Bibirnya Dicium, Seorang Bayi Terkena Eksim hingga Nyaris Meninggal
-
Awas! Tiga Penyakit Ini Sangat Berbahaya dan Mematikan
-
Gampang, Lihat Gejala Meningitis pada Anak Menggunakan Gelas Kaca