Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Berdasarkan hasil studi, anak di Jepang dikategorikan paling sehat dan bahagia. Berkaca dari fakta tersebut, tentu semua orangtua menginginkan anaknya tumbuh bahagia dan sehat.
Untuk mewujudkannya bukanlah hal yang mudah. Sebab memerlukan tindakan dan pola asuh yang tepat untuk anak.
Nah, jika kamu termasuk orangtua yang juga tengah berusaha melakukan hal tersebut, kita bisa belajar dari para orangtua di Jepang.
Ya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet, anak-anak Jepang disebut sebagai anak-anak yang paling sehat dan paling bahagia di dunia.
Baca Juga
Anak-anak yang lahir di Jepang menikmati kehidupan terpanjang dibandingkan dengan anak-anak di negara lain. Lantas, apa rahasianya? Berikut yang bisa Anda terapkan, seperti dilansir dari Times of India.
1. Biarkan anak mencoba dan memiliki pengalaman dengan rasa baru
Anak-anak mudah bosan dengan makanan yang sama dan kebiasaan makan mereka sering berubah. Penting bagi seorang anak untuk bisa mencoba makanan baru.
Nah, menyikapi hal ini sebagian besar orangtua Jepang sangat menganggap serius. Menurut para ahli, semakin seorang anak mencoba berbagai jenis makanan sehat, semakin banyak pula minat mereka pada makanan sehat saat mereka memasuki masa dewasa.
Ketika Anda mengizinkan seorang anak untuk mencicipi makanan yang berbeda, rasa mereka juga akan berkembang dan mereka akan cenderung untuk mencoba makanan baru.
2. Biarkan mereka menikmati makanan kesukaannya
Salah satu alasan mengapa anak-anak mengembangkan ketidaksukaan terhadap makanan adalah ketika mereka berulang kali dipaksa untuk makan sesuatu yang tidak mereka sukai. Biarkan sesekali memperlakukan anak memilih apa yang mereka sukai dan jangan terlalu ketat dengan aturan tentang makan sehat. Anak-anak harus dibuat untuk menikmati makanan mereka, termasuk camilan kecil yang bisa membuat mereka menantikannya.
3. Sajikan makanan dengan piring
Logika di balik mengapa makanan anak-anak harus disajikan dengan piring yang lebih kecil sebenarnya sederhana. Mereka seharusnya tidak merasa terintimidasi oleh ukuran piring besar dan porsi yang disajikan. Dan ketika mereka menggunakan piring yang lebih kecil, mereka didorong untuk menyajikan makanan sendiri dan ini membantu mereka memilih apa yang ingin mereka makan.
Piring berukuran normal mungkin tampak terlalu besar untuk anak-anak, begitupun porsinya yang mungkin membuat mereka merasa terintimidasi. Saat menggunakan piring berukuran lebih kecil, mereka akan menjaga porsi dan selera makan anak-anak mereka dalam perspektif yang benar.
4. Makan bersama keluarga dan biarkan anak-anak terlibat saat menyiapkan makanan
Menurut sebuah penelitian, makan bersama keluarga secara teratur dan membiarkan anak-anak ikut ke dapur menyiapkan makanan sehat dan seimbang, dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik.
Kepuasan orangtua, kehangatan dan kenikmatan yang dirasakan dikaitkan dengan penurunan obesitas, lapor sebuah penelitian. Orangtua Jepang tahu ini dan sering terlihat melakukannya.
5. Aktivitas fisik seperti berlari dan melompat
Gaya hidup yang sehat sangat bergantung pada aktivitas fisik. Tidaklah mengherankan bahwa orang-orang di Jepang lebih suka bersepeda atau berjalan cepat sebagai moda transportasi mereka untuk jarak pendek. Di satu sisi, orang tua Jepang mendorong anak-anak mereka untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berlari dan melompat dengan serius.
Kita tahu pentingnya aktivitas fisik untuk nafsu makan yang sehat. Daripada membiarkan anak-anak Anda bermain video game selama berjam-jam, lebih baik mengajak mereka berjalan-jalan di taman atau bermain petak umpet di rumah.
6. Jangan takut terapkan pola asuh otoritatif
Berbicara soal gaya hidup sehat dan kebiasaan makan, orangtua Jepang memang cenderung membebaskan anak-anaknya memilih yang disukainya dan tidak terlalu tegas atau memaksa. Namun di sisi lain, mereka juga mengikuti pola asuh otoritatif, menetapkan pedoman bahwa anak-anak didorong untuk mengikuti apa yang mereka tetapkan.
Meski begitu, mereka siap untuk mendengarkan saran anak-anaknya dan fleksibel ketika dibutuhkan. Mereka menetapkan batas tanpa terlalu membatasi.
Artikel terkait dimuat Suara.com dengan judul: Studi: Anak di Jepang Paling Sehat dan Bahagia! Yuk Ditiru
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
Hepatitis Akut Misterius Sudah Menyebar ke 35 Negara!
-
5 Cara Menjaga Kesehatan Mata Sejak Dini, Biar Terhindar dari Penyakit di Hari Tua!
-
Melly Goeslaw Bahagia Setelah Operasi Bariatrik, Bisakah Berat Badannya Naik Lagi?
-
Ingin Menambah BB? Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini Secara Rutin!
-
Bukan 25 Tahun, Inilah Usia Paling Tepat Laki-laki Menjadi Ayah