Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK) disebabkan oleh kelainan genetika. Kelainan HAK memengaruhi kinerja kelenjar adrenal yang merupakan organ kecil di atas ginjal. Kelenjar adrenal berfungsi untuk mengatur beberapa fungsi biologis dan memproduksi hormon.
Anak yang terkena penyakit ini, metabolismenya akan terganggu. Selain itu, tekanan darah, daya tahan tubuh, dan hormon reproduksi juga akan terganggu.
Kelainan HAK menyebabkan produksi hormon aldosteron dan kortisol hanya sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Dalam tubuh, hormon aldosteron berperan membantu fungsi ginjal dan mengatur kadar elektrolit.
Sedangkan hormon kortisol berperan mengatur metabolisme gula darah. Hormon ini juga dikenal dengan hormon stres. Selain itu HAK juga akan memengaruhi kerja hormon androgen seperti testosteron.
Baca Juga
Penyakit ini tergolong langka, tetapi bisa menimbulkan gangguan kesehatan seumur hidup. Hanya 1 dari 15 ribu anak yang lahir mengidap kelainan hormon ini. Namun dengan penanganan yang tepat, penderita bisa tetap hidup normal.
Hiperplasia Adrenal Kongenital, terbagi menjadi dua:
- Hiperplasia Adrenal Kongenital non-klasik
Kelainan HAK non-klasik tergolong lebih ringan, karena gejalanya muncul di usia remaja. Penderita juga masih bisa memproduksi hormon aldosteron. Tetapi di lain sisi ada kemungkinan kekurangan kortisol dan kadar testosteron juga sedikit. - Hiperplasia Adrenal Kongenital klasik
Untuk jenis ini merupakan kelainan yang sering terjadi. Gejalanya mulai terlihat dari bayi atau anak-anak. Kebalikan dari non-klasik, pada kasus HAK klasik tidak bisa memproduksi aldosteron dan kortisol. Sedangkan testosteron diproduksi terlalu banyak.
Gejala HAK bisa dilihat dari ukuran genital yang lebih besar. Sulit menaikkan berat dan menurunkan berat badan. Pada perempuan, siklus haid tidak teratur dan masih banyak gejala lain.
Untuk mengetahui penyakit ini, diperlukan pemeriksaan dini. Bisa dimulai ketika masih hamil si kecil.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Punya Kelainan Kulit, Anak dan Ibu Diusir dari Pesawat sebelum Lepas Landas
-
Anak Pertama Meninggal, Ibu Kehilangan Bayi Kedua karena Penyakit yang Sama
-
Alami Neurofibromatosis, Seorang Guru Dipikir Derita IMS
-
Apa Itu Flu Singapura? Kenali Gejala dan Penyebabnya di Sini
-
Mengenal Dwarfisme, Kelainan yang Menyebabkan Tubuh Kerdil
-
Ini Cara Terbaik Kendalikan Asma Pada Anak di Bawah Lima Tahun